Siapapun dari kita tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi beberapa tahun, beberapa bulan, beberapa minggu, beberapa hari, beberapa jam, beberapa menit bahkan beberapa detik setelah ini.
Seperti halnya seorang wanita berbalut pakaian hitam ini, isak tangisnya terdengar menyayat melebur dengan suara gemercik hujan. Desiran angin menelusup masuk ke sela-sela kamar menyelimuti dinginnya suasana malam.
Sorot matanya yang basah menatap langit-langit kamar yang di dominasi warna putih bercorak bunga. Pikirannya mengawang menembus lorong waktu memikirkan apa saja yang telah terjadi dalam hidupnya selama ini.
Permasalahan datang bertubi-tubi dalam kehidupannya, sang ibu yang sangat ia cintai membencinya, bahkan ia juga tidak menyangka di akhir masa sekolahnya ia mendapat sebuah masalah yang sangat besar yang mengantarkannya pada gerbang penuh keajaiban.
Ujian demi ujian datang silih berganti dan sungguh tak tahu diri jika ia menyalahkan Tuhan. Bukankah di setiap ujian ada keajaiban, di setiap kesulitan ada kemudahan?
Rasanya manusia terlalu kerdil memaknai itu semua, padahal sejatinya Tuhan-lah si pembuat sekenario terbaik, tugas kita sebagai manusia hanya percaya dan setelahnya biarlah tangan Tuhan yang bekerja.
Wanita itu menyeka air mata yang jatuh di pipi, matanya beralih menatap figura di nakas, tangannya mengulur mengambil figura itu, ia tersenyum menatap dua orang lelaki yang teramat sangat ia sayangi, namun nihil salah satunya kini tak dapat kembali.