"Sekarang baca dulu buku paket halaman 43, perkelompok!" Titah bu Renata, guru Kimia kelas 12 IPA 1 sesaat setelah beliau menjelaskan panjang lebar materi mengenai 'Larutan Koligatif'
"Kelompoknya bebas bu?" Tanya Raka yang memang bangkunya tepat di depan meja guru. Bukan tanpa alasan Raka di dudukan disana, Ia memang termasuk murid ajaib di kelas unggulan ini karena berbeda dari yang lain, Raka benar-benar usil tidak mencerminkan murid kelas unggulan lain yang dominan pendiam, ketua ekskul, pejabat sekolah, dan julukan baik lainnya tetapi jangan di tanya perihal kepintarannya. Raka murid malas yang memang jenius, walaupun dia jarang belajar tak seperti kedua sahabatnya, nilainya selalu bagus. Terbukti dengan masuknya ia di kelas unggulan ini.
"Iya, kelompoknya bebas 5 orang 1 kelompok"
Mendengar itu, Raka dan Bagas-sebangkunya- langsung berinisiatif memutar bangku mereka menghadap Ghaisan dan Irsyad yang duduk tepat di belakangnya.
"Gha, gue ikut kelompok lo ya?" Suara Seril mengalihkan fokus keempat laki-laki yang sedari tadi sedang asik mencari halaman yang di maksud bu Renata.
"Kita ada berempat woy, izin cuma ke si Ghaisan doang!" Sahut Raka "Lagian.. tumben lo nyari kekompok biasanya sama si Chika." Raka menjeda kalimatnya, sorot matanya kini beralih ke bangku pojok kelas "Noh si Chika masih kosong, sana-sana!"
"Paan sih rak, gue gak ngomong sama lo ya!"
"Ruk-rak-ruk-rak, lo pikir gue rak buku?"
Mendengar itu, Seril hanya memutar bola matanya jengah. "Serah ah!" Fokusnya kini beralih kembali pada Ghaisan "Gha gimana?... boleh kan?"