Patra memasang kancing kemeja terakhirnya sebelum ia harus pergi ke universitasnya untuk menjalani ospek pada hari pertama ini.
Patra akan berangkat dengan motor, karena Rere sudah menyiapkan segala fasilitas untuk Patra di Malang yang hanya hidup sendiri.
Patra langsung memakai jaket yang Nessa berikan saat ulang tahun ke-18nya lalu memakai tas ranselnya sebelum menaiki motor ninja birunya yang Rere kirim dari Jakarta tepat sebelum ia pindah ke Malang.
Patra menyalakan motornya, siap untuk berangkat ke kampusnya dimana ia akan menempuh pendidikan selama 4 tahun sebagai mahasiswa Fakultas Hukum.
Tak lebih dari 20 menit, Patra sudah sampai di kampusnya. Ia langsung memarkirkan motornya dengan semestinya di parkiran yang sudah disediakan oleh kampusnya.
Patra berjalan masuk, siap menjalani kehidupan barunya sebagai seorang mahasiswa.
○○○
"Baiklah, di sini, senior-senior akan mengenalkan dirinya sendiri di depan para junior. Tenang, di sini tidak akan ada yang namanya senioritas." Ucap salah satu senior Patra yang bernama Rio, dilihat dari name tag yang dipeniti di bajunya.
"Nama saya Arabella, bisa dipanggil Ara atau Bella, suka-suka kalian aja." Perempuan yang mengaku mempunyai nama Arabella pun tersenyum manis.
Arabella, unik juga. Batin Patra.
Setelah Arabella, senior-senior yang lain memperkenalkan diri satu-persatu di depan para junior agar para junior mengetahui nama mereka masing-masing dan tidak kebingungan.
Setelah sesi perkenalan para senior, sekarang adalah sesi perkenalan para junior dimana para junior harus maju ke depan dan menyebutkan nama dan asal mereka masing-masing.
Setelah beberapa teman baru dari Patra sudah maju dan menyebutkan yang diperintahkan oleh para senior, kini giliran Patra lah untuk maju dan berbicara.
"Wirapatra Pratama, dipanggil Patra. Dari Jakarta." Ucap Patra singkat lalu langsung kembali ke tempat duduknya.
Bella yang berdiri di sebelah Patra saat Patra menyebutkan nama dan asalnya, hanya tersenyum samar. Entah apa yang ia senyumkan, tapi Bella hanya ingin senyum.
Setelah menunggu sesi perkenalan selesai, kini saatnya sesi permainan dimana setiap kelompok dimentor oleh satu orang senior dimulai.
"Gue bakal nyebutin namanya satu-satu, ya." Ujar Rio di depan kelas.
Nama demi nama disebutkan oleh Rio yang kebetulan merupakan ketua ospek kali ini, diangkatan Patra.
"Dan anggota kelompok lima yang terakhir yaitu Patra. Kelompok lima bakal dimentor sama Arabella. Oke, Bel?"
Bella hanya menganggukkan kepalanya, tanda setuju.
Setelah selesai menyebutkan semua nama dan membaginya dalam sebuah kelompok yang dipimpin oleh satu senior sebagai mentor dari kelompok itu, Rio memberikan arahan apa yang akan mereka lakukan.
Rio memberikan tiap kelompok, satu buah botol plastik air mineral yang masih penuh. "Gue gak mau tau, lo fikirin gimana caranya airnya berkurang sampe setengah tanpa harus buka segelnya." Perintah Rio.
Kelompok 5 tampak berfikir keras. Berbeda dengan Bella-sang mentor, karena ia sudah tahu bagaimana caranya. Patra juga ikut berfikir, tapi tidak sekeras teman-temannya yang lain.
"Ada yang punya ide gak gimana ini?" Tanya Bella.
Semua anggota kelompok 5 diam semua termasuk Patra. "Patra, ada ide?" Tanya Bella lembut.
"Lagi mikir," jawab Patra singkat.
Bella hanya terdiam, menunggu jawaban yang akan anggotanya berikan padanya dan membuat kelompok 5 terlihat lebih baik diantara kelompok yang lainnya.