Is It A Fake Love?

SunJe
Chapter #6

Beach

Priscilla’s POV

Aku bener-bener puas belanja di Thailand, sebenernya barangnya ngak beda jauh sih sama yang ada di Indonesia tapi ada beberapa barang yang cuman ada di sini. Kayaknya berat badanku nambah deh, aku bener-bener kulineran di sini. Mau gimana lagi, semuanya keliatan enak, aku ngak bisa nahan godaan.

“Aku tambah gendut yah?” tanyaku pada Jason.

“Ngak kok.”

“Boong yah kamu?”

“Ngak, beneran kok ngak nambah gendut.”

Meski aku bertanya begitu, aku tetap makan jajanan yang ada. Padahal mau berenti tapi semuanya keliatan enak dicobain. Aku membawa pulang jajanan yang aku beli dan memberikannya pada mama.

“Beli jajanan lagi? Setiap hari kamu beli jajanan mulu deh perasaan.”

“Tapi enak kan? Ujung-ujungnya mama makan juga.”

“Mama mau ke pantai nanti siang, kamu mau ikut ngak?”

“Mau dong ma.”

Kamipun pergi ke pantai yang terkenal di Thailand. Yupsie, Pantai Pattaya. Mendengar namanya aku jadi ingin makan pepaya, pasti nikmat sekali makan pepaya di Pantai Pattaya.

“Jas, ada yang jual papaya ngak di sana?” tanyaku pada Jason yang sedang menyetir.

“Hah? Pepaya? Yah beli di toko buah lah. Kalo di pantai aku ngak tahu ada apa ngak. Mending kita beli di toko buah daripada di sana kagak ada.”

Kamipun mencari supermarket sambil menuju ke Pantai Pattaya. Saat sudah dekat dengan pantai, kami menemukan supermarket agak besar lalu membelinya di sana. Kami membeli yang sudah diopotong. Setelah itu kami melanjutkan ke pantai. Aku jarang ke pantai karena aku tidak suka cuaca yang panas. Aku duduk di bawah payung yang aku sewa dan menikmati papaya, sedangkan Aiden dan Jason berenang di laut. 

“Ngak mau ikut berenang?” tanya Jason.

“Aku ngak bisa berenang.”

“Oh, maaf. Aku ngak tahu.”

“Ngak papa, kamu amnesia jadi kumaafkan. Kalo hari biasa mungkin aku timpuk pakek nanas.” Candaku padanya.

“Eh buset, ganas uga.”

Mereka kembali bermain-main di laut bahkan mereka sampai berselancar di sana.

“Ma, pepayanya abis. Beli kelapa yuk!”

“Memang dasar perut karet kamu.” Canda mama.

Aku hanya memakai baju kaos putih dan celana pendek, juga kacamata hitam. Aku tidak suka pakaian yang terlalu terbuka. Biasanya Jason bakal keliatan tersipu ngeliat cewek-cewek di pantai pakek bikini. Tapi hari ini dia terlihat biasa saja. 

“Si Jason keknya berubah banget deh ma abis amnesia.”

“Berubah gimana?”

“Biasanya dia malu banget kalo ada di sekitar cewek-cewek pantai yang pakek bikini. Tapi hari ini dia keliatannya biasa aja.”

“Yah namanya orang amnesia, mungkin aja sebelumnya dia ada ingatan yang aneh-aneh sama cewek-cewek pakek bikini terus gara-gara amnesia dia ngak inget lagi.”

“Iya juga yah.”

Aku kembali menyesap air kelapa muda yang dibeli Ningsih tadi. Benar-benar menyegarkan sekali, setelah beberapa lama aku mendengar perutku berbunyi.

“Maaaaa aku laperrrrrrr.”

“Baru juga makan pepaya, minum kelapa terus kamu udah laper? Bener-bener lambung karet.”

Akhirnya mama mengajakku dan Jason makan di restoran seafood terdekat. Aku memesan kepiting, kerang, ikan, dan masih banyak lagi.

“Ini kita makan cuman ber-5 loh. Siapa yang mau abisin?” tanya Jason.

“Aku yang abisin.” Jawabku.

Semua orang menatapku terkejut. Aku memesan porsinya agak banyak, mungkin itu yang bikin mereka terkejut. Akhirnya kamipun mulai memakan, setelah semua orang selesai aku mulai memakan sisanya yang aku pesan. Aku merasa sangat kenyang, perutku terasa kencang. Akupun muntah di toilet setelah selesai makan.

“Aku kirain kamu beneran sanggup. Makanya kalau mesen itu sesuai kebutuhan jangan karena laper mata.” 

Jason menasihatiku yang baru saja selesai muntah.

“Iya, iya.”

Setelah selesai bersenang-senang, kami kembali ke villa. Lama-lama bosen juga, pengen pulang. Apa lanjut jalan-jalan ke negara lain aja yah? Aku berbaring santai di sofa sambil menggonta-ganti saluran tv.

“Ma, ke Jepang yuk besok.”

“Ngaco ah! Baju kita kan buat di musim panas. Di Jepang masih musim dingin sekarang, kan masih Februari.”

“Oh iya! Lupa aku. Yaudah kita pulang dulu ke Indonesia, terus lanjut ke Jepang.”

“Aku ngak bisa nemenin deh kayaknya. Kerjaan aku pasti udah numpuk.” Kata Jason.

“Kan ada Aiden.” Kataku lagi.

“Kurang ajar lu emang. Mentang-mentang gw asistennya semuanya gw yang ngerjain.”

“Gw naikin gaji lu nanti kalo lu mau.” Kata Jason.

“Bener nih?” tanya Aiden.

“Beneran.”

“2x lipat yeh.”

“Buat bulan ini doang tapi naeknya.”

“Yaudahlah. Deal!”

Akhirnya Jasonpun bisa jalan-jalan denganku setelah nyogok Aiden. Kami memesan tiket pesawat untuk pulang besok. 

Lihat selengkapnya