Mendirikan istana demikian indah, besar dan memiliki kekuatan sihir yang sangat dahsyat ternyata tidak mudah mempertahankannya. Banyak ksatria dan dewi yang tidak kuat tinggal di Istana Pelangi hingga memutuskan pergi. Hal itu terjadi berulang kali hingga membuat Putri Dandelion merasa demikian sedih tanpa mampu berbuat apa pun. Untuk meredakan kesedihannya maka pergilah Putri Dandelion meninggalkan istananya dan mendatangi taman Opium yang sudah lama tak dikunjunginya. Dalam perjalanannya ia menemukan seorang dewi dengan sayap garuda dan tampak terluka parah. Putri Dandelion mendekati dewi tersebut dan membawanya ke dalam istana untuk mengobati lukanya. Dewi itu bukan hanya terluka fisik tapi juga batinnya. Kedua matanya memancarkan kesedihan demikian pekat demikian juga raut wajahnya dan auranya menyiratkan amarah yang mengerikan.
“Aku tak tahu apa yang telah terjadi pada dewi, tapi sepertinya dewi terluka cukup parah, tinggalah di sini untuk menyembuhkan luka-luka dewi”
“Luka fisikku mungkin bisa sembuh tapi tidak dengan luka batinku”
“Tidak ada yang tidak bisa sembuh, aku akan membantu dewi?”
“Caranya?”
“Aku juga tak tahu bagaimana caranya tapi yang jelas selama berada di istana ini akan kubantu dewi untuk pulih, aku punya beberapa ksatria serta dewi tinggal di sini, mungkin di antara mereka bisa membantuku menyembuhkan dewi”
“Benarkah?”
“Aku juga akan membantu Dewi” kata seorang wanita yang tiba-tiba memasuki kamar dewi bersayap garuda itu dan tidak sendiri ia datang bersama beberapa dewi serta ksatria lainnya.
“Siapa kau?”
“Aku Ratu Kerapuhan, kau tahu kamar dengan pintu retak di lantai atas? itulah tempatku, datanglah kapan pun, aku akan membantumu dengan sihir kerapuhanku” katanya perempuan itu yang ternyata bernama Ratu Kerapuhan.
“Sebelummnya boleh aku tahu siapa nama dewi?” tanya Putri Dandelion yang sejak membawanya ke istana ia belum sekalipun mengetahui namanya.
“Namaku Dewi Neptunus tapi aku juga dipanggil Dewi Garuda” kata dewi tersebut dan sejak saat ia menjadi bagian dari Istana Pelangi. Hari-hari ia lalui dengan bahagia bersama Putri Dandelion dan para penghuni istana lainnya. Bahkan semakin hari ia kian dekat dengan Putri Dandelion yang perlahan membuatnya merasa menemukan keluarga d istana itu bukan hanya terhadap Putri Dandelion tapi dengan para ksatria dan dewi lainnya. Hingga demikian kuat ikatan batinnya dengan Istana Pelangi ia juga ikut memikirkan masa depan Istana Pelangi. Puncaknya ketika dirinya mendengar kabar diberlakukannya aturan ketat di istana dan menyebabkan banyak ksatria bahkan dewi meninggalkan istana karena aturan tersebut. Mereka tidak kuat jika setiap waktu dituntut menghadiri sidang dan akhirnya membuat banyak penghuni istana meninggalkan istana. Putri Dandelion benar-benar nyaris putus asa dan ia pun membicarakan kesedihannya itu kepada para ksatria serta Dewi Garuda tanpa ia tahu apakah Dewi Garuda yang termasuk masih baru di istananya cukup mampu memberinya solusi atau tidak. Tapi karena ia sudah cukup dekat dengannya maka ia pun percaya Dewi Garuda akan mampu membantunya.