Istana Terakhir

Lasabica
Chapter #4

Chapter #4

Turunkan aku disini. Sebenarnya aku sama seperti mereka yang “sudah tidak tertarik pada apa-apa” hanya saja aku terlalu lelah untuk terus berkelana

-Darwish-

Setelah menaiki tangga, Ridwan dan Asma tiba di sebuah tempat yang disebut Casa de Los Amigos yang bangunannya tampak hanya tinggal bagian pondasi setengah utuh, dan Paseo de las Adelfas, disana terdapat sebuah jalur panjang berbatu yang kanan kirinya dihiasi oleh kanopi tumbuh-tumbuhan yang melengkung berbentuk lorong menuju jalan keluar Generalife. Mereka berjalan beriringan di lorong itu. Ridwan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana sambil sibuk memikirkan topik yang ingin sekali ditanyakannya ke Asma.

“Kamu pernah kecelakaan?” akhirnya Ridwan tidak tahan lagi bertanya.

Asma menggeleng tanpa berkata apa-apa.

Ridwan terdiam.

“Tapi...benaran kan kamu baik-baik aja? Benaran masih bisa jalan?” tanya Ridwan lagi.

“Ya,” Asma menjawab dengan suara lirih.

“Itu...” Asma seperti ragu-ragu meneruskan kalimatnya. “...itu semua bukan karena kecelakaan,” Asma akhirnya melanjutkan.

“Kalau boleh tahu karena apa?”

Asma menelan ludah. Tenggorokannya terasa disumbat oleh sesuatu yang besar dan menghalangi jalan keluarnya suara.

“Itu hasil karya mantan suami saya,” ucap Asma serak. Sumbat itu akhirnya berhasil keluar juga.

Ridwan terkejut sampai langkahnya terhenti di ujung lorong.

“Kamu udah pernah nikah?” Ridwan bertanya sambil menaikkan kedua alisnya karena terkejut.

Asma mengangguk. Wajahnya suram.

“Saya udah nikah sejak awal kuliah. Dijodohkan orangtua.”

“Oh... astaga.”

“Dia laki-laki yang kasar?” Ridwan bertanya lagi, semakin ingin tahu.

Asma tidak menjawab, dia hanya memeluk botol minum pemberian Ridwan sambil melanjutkan berjalan. Ridwan menyusulnya.

“Maaf kalau saya banyak nanya. Saya... cuma kaget kamu sampai begitu karena perbuatan orang,” ucap Ridwan setelah berhasil menjejeri langkah Asma.

“Nggak apa-apa,” Asma tersenyum pahit kepada Ridwan. “Pada akhirnya, semua itu berlalu,” kata Asma, ada nada kelegaan di ujung kalimatnya.

“Setidaknya sekarang nggak ada yang menyakiti lagi."

Lihat selengkapnya