Istana Terakhir

Lasabica
Chapter #5

Chapter #5

Di mata orang, itu disebut Cinta; namun di mataku itu penderitaan jiwa!

-Rumi-

Ridwan menolehkan kepalanya ke sekeliling, mencoba memahami ada dimana mereka sekarang. Dia melihat jalur panjang di sebelah kiri menuju bangunan lain dengan beberapa menara. Tulisan di depan jalur itu berbunyi: Alcazaba. Lalu, ada jalur lain yang menuju ke tempat lain. Ridwan sesaat bingung dengan tujuannya, tetapi lalu dia melihat Asma sudah menutup botol minumannya dan seperti akan melanjutkan perjalanan.

“Kamu mau kemana?” tanya Ridwan bingung ketika Asma akan melangkahkan kaki.

“Saya mau lanjut. Kamu kamu ikut?”

Ridwan tidak punya pilihan.

“Kamu mau kemana lagi?” Ridwan mengulangi sambil berusaha menjejeri langkah Asma.

Asma menarik napas sejenak lalu berkata, “Saya seharusnya bisa menemukan surga itu sejak awal Ridwan.”

Dahi Ridwan berkerut mendengar penuturan Asma. “Surga?”

“Ya. Itu tujuan saya kesini. Tapi, sejak awal saya nggak ngerti.”

“Maksud kamu apa?”

Asma lalu menghentikan langkahnya. Awalnya dia seperti ragu-ragu.

“Saya punya teman kerja yang baik, yang keluarganya sudah saya anggap seperti keluarga sendiri, namanya Mas Zaid. Suatu hari, dia ngasitahu saya tentang Alhambra.”

“Terus?”

Asma diam sejenak, terlihat masih ragu, tetapi Ridwan terus menunggu Asma.

“Dia bilang saya bisa melihat surga di dalam Alhambra. Surga yang nyata.”

Ridwan masih belum mengerti. Asma yang tidak menyadari kebingungan Ridwan kemudian memandang berkeliling seolah-olah ingin mencari informasi dimana dia berada, setelah sesaat dia sadar akan sesuatu Asma mengambil langkah ke jalur lain dan mulai berjalan lagi. Ridwan mengikuti.

Lihat selengkapnya