Perjalanan panjang menguras habis perasaan dan harapan. Kini aku telah mati rasa dan tak mengharapkan apa-apa.
-Darwish-
Asma dan Ridwan menghabiskan sisa perjalanan itu hanya dengan melewati tempat-tempat dan ruang-ruang yang memang harus mereka lewati sebelum menuju ke jalan keluar Alhambra. Hampir seluruh tempat disana memang memiliki keindahan yang tidak tertandingi dan rasanya sulit untuk dibayangkan bahkan di zaman modern seperti sekarang, tapi Ridwan tahu hati Asma belum bisa merasakan keindahan Alhambra bisa membawa ketenangan bagi batinnya.
“Em... saya boleh tanya lagi?” Ridwan memulai ketika mereka keluar dari Istana Singa, yang merupakan istana terakhir dari kompleks Istana Nasrid.
“Tentang?”
“Kenapa akhirnya kamu sama Pandu bisa pindah ke Lombok? Bukannya kalian berdua udah punya tempat tinggal tetap di Surabaya?”
“Pada suatu ketika orangtua Pandu yang datang berkunjung bicara soal anak. Jelas saja itu sesuatu yang mustahil dan mengerikan buat saya sama Pandu. Kami aja nggak pernah sekamar dan saling menyentuh, gimana mau punya anak?”