Istana Terakhir

Lasabica
Chapter #32

Chapter #32

Seandainya aku mengatakan kepada laut apa yang aku rasakan kepadamu, maka ia akan meninggalkan pantainya, ikan-ikannya, kerangnya, dan mengikutiku

-Nizar Qabbani-

Asma merasakan tubuhnya menegang oleh ketidakpercayaan ketika sosok itu memasuki kamar perawatannya. Sosok itu... sangat jelas dan tidak berbeda dengan yang dia temui sebelumnya. Mata dan alis tajam, rambut gondrong yang dikuncir rapi, serta wajah yang tak pernah bercukur. Sosok itu tidak menatapnya ketika berjalan perlahan-lahan mendekat ke ranjangnya.

“Assalamu’alaikum, Asma.”

Asma mendengar salam yang diucapkan dengan lirih dan ragu-ragu. Sosok laki-laki itu masih berdiri tak jauh dari ranjangnya dan Asma menatapnya tidak berkedip. Ri...Ridwan? Dia manusia yang nyata? Asma hanya mampu membatin karena mulutnya tak sanggup terbuka.

“Ka...kamu...manusia?” Asma tahu pertanyaannya terdengar bodoh, tetapi dia masih tidak meyakini penglihatannya sekarang. Zaid, dan yang lain sudah keluar ruangan sejak tadi, dan Asma tidak percaya kalau sosok yang memasuki ruangannya sekarang adalah manusia dalam wujud yang nyata.

Ridwan menganggukkan kepala diikuti sebuah senyuman samar di wajah. Lalu, perlahan tangan Asma terangkat, Ridwan berjalan mendekat, dan Asma bisa menyentuh kulit lengan lelaki itu. Hangat. Asma berjengit dan menarik tangannya dari tangan Ridwan.

“Ka...kamu... Saya...saya melihat kamu...kita...di....”

“Alhambra,” Ridwan menyambung kalimat Asma membuat Asma semakin terbelalak.

“Benar? Itu...benar ka...kamu...?”

Meskipun sorot mata Ridwan memancarkan kesedihan dan rasa haru yang dalam tetapi akhirnya sebuah senyuman tampak jelas di wajahnya. Ridwan tidak perlu penjelasan apapun lagi sekarang, dari sikap Asma sudah jelas bahwa mereka ternyata mengalami hal yang sama di waktu yang bersamaan.

***

Asma lalu menyentuh pipinya, seperti ingin mencubit dirinya sendiri. Dia kemudian ganti memandang Ridwan, lalu kembali menyentuh seluruh tangan, dan tubuhnya. Asma masih bisa merasakannya, apa itu artinya dia benar-benar masih hidup?

“Ta...tahun berapa sekarang?” Asma kembali berpaling kepada Ridwan.

“2018, Asma,” Ridwan menjawab tenang.

Mata Asma kembali membesar. “Hah!” serunya seolah tak percaya.

“Boleh saya duduk disini?” ucap Ridwan kemudian ketika melihat Asma masih belum bisa mengatasi kebingungannya.

Lihat selengkapnya