Istana Terakhir

Lasabica
Chapter #34

Chapter #34

Bahkan jika engkau memiliki segalanya. Jika tanpa Tuhan engkau tidak memiliki apa-apa

-Rumi-

Setelah Ridwan kembali ke Yogyakarta, Asma langsung merasa sepi, meski Roby, pengacara itu menginap di hotel dekat rumah sakit dan hampir setiap hari menjenguk Asma, bergantian dengan Zaid dan keluarganya. Ketika Asma akhirnya dinyatakan boleh pulang, Roby melarangnya kembali ke rumah yang ditempatinya bersama Pandu.

“Saya sudah siapkan kamar di dekat kamar saya di hotel yang sama. Zaid dan adiknya juga sudah memindahkan barang-barang kamu kesana,” Roby menjelaskan ketika Asma kebingungan.

“Bagaimana dengan pekerjaan saya?” tanya Asma khawatir memikirkan nafkah nanti.

“Saya sudah meminta Zaid supaya kamu bisa dipindahkan ke kantor pusat yang di Jakarta, jadi setelah ini selesai kamu bisa kembali berkumpul dengan orangtuamu.”

Asma terdiam setelah mendengarnya. Rasanya dia belum siap menghadapi semua ini.

“Oya, Asma, Bu Alfan juga meminta saya supaya bicara dengan orangtuamu karena kami berencana untuk membuka kembali kasus yang menimpa ayahmu di kantor dulu.”

Asma terperangah. “Untuk apa?” dia bertanya.

“Mungkin kita bisa menyelidiki ulang apa yang sebenarnya terjadi, apa memang perlu ayahmu yang bertanggungjawab terhadap kerugian perusahaan dan mengganti semua kerugian itu.”

Asma tercenung.

Roby kemudian menyentuh pundak Asma seperti berusaha menenangkan pikirannya yang gelisah. “Kamu nggak perlu khawatir atau terlalu banyak berpikir Asma, saya dan tim yang sudah disiapkan Bu Alfan yang akan mengurus semuanya. Kamu tinggal menunggu kabar saja.”

Asma mengangkat kepalanya, sorot matanya seperti ingin mengucapkan rasa terimakasih yang tak terhingga.

“Sa...saya...nggak tahu harus bilang apa sama Roby dan Bu Alfan atas semua bantuan ini,” ucap Asma lirih.

Roby tersenyum. “Beterimakasihlah sama Ridwan, Asma, karena dia yang begitu ngotot ingin memperjuangkan semua ini buat kamu.”

***

Zaid dan Karina sudah selesai memasukkan semua barang-barang kebutuhan Asma ke dalam kamar hotel di sebelah kamar hotel yang ditempati Roby. Mereka akan disana sampai surat mutasi Asma keluar dan Asma bisa berangkat ke Jakarta. Menurut Zaid, mereka tidak akan lama menunggu mungkin sekitar 3 sampai 4 hari.

“Rin sama Ibu akan nginep di sini nemenin Mbak Asma, sampai Mbak Asma berangkat ke Jakarta,” ucap Karina ketika mereka duduk bersama di dalam kamar hotel.

Asma tersenyum sambil berkata, “rasanya saya nggak percaya saya akan pergi ninggalin kalian.”

Mata Karina tiba-tiba berkaca-kaca. “Semua ini terlalu cepat ya, Kak?”

Asma menganggukkan kepalanya. Lalu, tidak ada yang bersuara sampai Zaid berkata,

“Rin, kamu diem disini kan? Aku jemput Ibu dulu ya supaya nanti malam kalian bisa bersama-sama disini.”

Karina mengangguk.

“Mas Zaid saya antar keluar ya?” Asma tiba-tiba berdiri, menawarkan.

Lihat selengkapnya