Part 1
Nay menatap wajah pucat di hadapannya dengan mata membulat tak percaya. Hatinya terasa sesak oleh rasa tak percaya.
"Aku minta tolong sama kamu, Nay ...," pinta perempuan yang mengenakan seragam pasien itu mengiba.
"Maaf, Na, untuk kali ini aku nggak bisa," tolak Nay tegas.
"Tapi aku bener-bener butuh pertolonganmu, Nay."
"Yuna, kalo aku bilang nggak bisa ya nggak bisa," bantah Nay keras.
"Tapi kenapa, Nay? Cuma kamu yang bisa nolongin aku?" Yuna mulai terisak. Air matanya merambas dari palung mata yang cekung dengan lingkar kehitaman.
Nay menghela napas panjang, diraihnya bahu sahabatnya yang terkulai lemah. Diusapnya air mata yang membasahi pipi tirusnya. Tak sengaja air mata Nay ikut menetes, dipeluknya sahabatnya erat.
"Aku mohon, Nay," ucap lirih Yuna, "menikahlah dengan Mas Amar."
Nay bergeming, setiap wanita pasti ingin menikah, karena pernikahan adalah ibadah paling indah. Dan setiap wanita pasti menginginkan pernikahan yang berjalan mulus, bahagia, dan langgeng hingga maut memisahkan.