ISTIQOMAH CINTA

fitriyanti
Chapter #11

Fabiayyi'ala Irabbikuma Tukazziban

Hari berganti hari tak terasa sudah 6 bulan Namira menikah dengan Adam. Namun tanda-tanda akan memiliki momongan belum ada. Atas izin suaminya Namira membuka zona al-fikr di pendopo belakang rumah mereka yang dikhususkan bagi anak kurang mampu dan putus sekolah. Disana ia mengajar mengaji dan pelajaran umum kepada anak-anak.

Tetapi belakangan ini kepala Namira sering sakit kadang juga hidungnya mengeluarkan darah. Namira sempat khawatir dengan keadaannya namun ia tidak mau memberi tahu suami dan keluarganya karena ia tak mau mereka khawatir. Wajahnya kian hari semakin pucat. Ya Allah, ya Rabb,,,ada apa dengan hamba ? Mengapa kepala hamba belakangan ini suka sakit? Bisiknya dalam hati.

Siang ini usai sholat zuhur seperti biasa Namira mengajar anak-anak di pendopoan rumahnya. Cuaca mendung dan kurang bersahabat. Angin terasa dingin mencengkram tulang. Namira berdiri didepan anak-anak sambil menjelaskan hukum-hukum ilmu tajwid. Anak-anak memperhatikannya dengan seksama. Tetapi tiba-tiba hidung Namira mengelurkan darah. Dan … gubrakk … Namira pun jatuh pingsan.

Namira membuka matanya. Ia berada diruangan yang asing. Kamar rumah sakit. Wajah yang pertama kali ia lihat adalah wajah mama mertuanya yang menatapnya cemas. Adam tidak ada karena ia sedang diluar kota mungkin baru besok pagi pulang.

“Dokter bilang kamu jangan capek dulu Namira. Tadi dokter sudah memeriksa kamu mungkin besok pagi hasil labnya baru keluar jadi kita menginap disini aja dulu ya supaya jika ada apa-apa nanti sama Mira ada dokter yang menangani” Ujar mama Adam.

“Mira tidak apa-apa ma. Mira Cuma merasa capek aja. Maaf jika sudah membuat mama khawatir. Jadi kita pulang saja ya ma. Mira gak mau disini.”

“Mira ... tetapi kondisi kamu masih lemah.” jawab mama mertuanya.

Hp mamanya berbunyi. Adam menelfon.

“Assalamualaikum Adam”

“Waalaikumslam mama. Bagaimana keadaan Mira, ma?”

“Belum tahu. Kata dokter hasil labnya besok baru keluar. Tetapi Mira minta pulang dia tidak mau dirawat.”

“Ya sudah ma. Pulang saja. Adam tahu Namira tidak suka dirawat dirumah sakit. Nanti biar Adam yang konsultasi dengan dokternya dan Adam minta tolong mama pastikan agar Namira benar-benar istirahat dirumah ma. Adam Mohon.”

Mamanya mengiyakan permintaan Adam. Telfon pun terputus. Akhirnya sore itu juga Namira pulang.

Dirumah Namira tetap merasa pusing. Bahkan ia tak sanggup lama-lama berdiri. Ya Allah, sakit apa hamba sebenarnya ? Berilah hamba kekuatan ya Allah. Jika memang ini ujian darimu untuk menaikan derajat hamba di sisimu maka berilah hamba keiklasan ya Allah” Doanya dalam hati menjelang ia terLailap seorang diri dikamar.

Pagi tiba. Usai sholat shubuh Namira kembali tertidur karena ia tidak kuat menahan sakit kepalanya dan badannya agak terasa panas. Biasanya habis shubuh dia sudah mencuci dan membersihkan rumah tetapi kali ini ia benar-benar tak sanggup berdiri.

Adam memasuki kamar dengan wajah suram. Ditangannya ia memegang sebuah kertas putih mungkin itu hasil lab pemeriksaan penyakit Namira semalam. Adam telah mengambilnya. Mengetahui suaminya pulang Namira langsung terbangun. Ia berusaha bangkit namun ia hanya mampu bersandar.

“Assalammualaikum bang. Maaf Namira tertidur.” Salam Namira sambil mencium tangan suaminya itu.

Adam mencium kening sang istri dan kemudian menatap Namira lekat-lekat.

“Ada apa bang?"

Namira mulai merasa khawatir karena tidak pernah ia melihat suaminya dengan wajah seperti itu.

Adam meraih tangan istrinya dan mencium.

“Namira, abang benar-benar minta maaf sayang. Abang tak mungkin bisa menahannya.” Ungkap Adam.

“Ade ape nih bang. Bang cakap ape nih? Mira tak paham.” jawab Namira dengan bahasa melayunya. Ia sudah mulai berkaca-kaca.

“Bang Adam tak bisa mencintai Namira sepenuhnya. Kini cinta abang telah terbagi kepada yang lain. Maaf bang Adam telah ingkar janji pada Namira.”

“Bang Adam jatuh cinta ke wanita lain?” Airmata Namira mulai mengalir. Nafasnya sesak. Kepalanya terasa semakin sakit.

Adam diam tertunduk. Kemudian menatap kertas yang ada ditangannya.

“Ini hasil pemeriksaan lab Namira semalam. Dari hasil pemeriksaan kepala semuanya baik-baik saja dan normal tetapi Dokter bilang ada sesuatu yang tumbuh didalam rahim Mira.”

Lihat selengkapnya