Beberapa orang di desa Wetan kali memang terkenal dengan kehidupan sosial yang suka membeda bedakan status mereka, biasanya keluarga yang kalangan menengah atas akan berkumpul juga dengan kalangan mereka, bahkan terkadang sampai tidak mau saling menyapa saat berjumpa. Mereka banyak di bicarakan orang-orang di sekitar rumah Suli, karena kelakukan mereka yang sok kaya, padahal masih banyak orang yang jauh lebih kaya dari pada mereka dan mereka pun tidak sombong.
Saat ada acara desa seperti kumpul bulanan biasanya mereka selalu minta di jemput, seperti halnya sekedar di samperin ke rumahnya untuk menyapa dan mengajak berangkat bersama, padahal semua orang pasti tau acara itu, dan di wajibkan hadir bagi yang tidak berhalangan bekerja ataupun urusan lain.
Mereka adalah segelintir orang-orang yang memandang rendah orang lain dan sombong padahal baru kaya (kayanya baru), masih banyak masyarakat lain yang lebih ramah, saling menyapa, saling membantu dan selalu guyup rukun bergotong royong jika ada warganya yang memang membutuhkan bantuan.
'' Wes ya..,saya tak pulang duluan, soalnya anak putri saya mau ngaji, ucap Pak Kasmen kepada tetangganya yang sedang punya urusan membangun rumah barunya, masyarakat di sana memang dengan senang hati suka bergotong royong turut membantu.
Setiap kegiatan bermasyarakat Pak Kasmen memang akan selalu pulang tepat waktu, karena ia juga harus membantu istrinya menyiapkan bahan untuk berjualan besok pagi di pasar.
'' Bu'e , bapak kok belum pulang tooo, kan aku mau ikut belajar kelompok di rumah ee warti, baru setelah itu ke mushola buat ngaji bu'e ?.