Setelah seminggu berlalu akhirnya bapak dan bu'e pergi kerumah bu Sum dengan jawaban dan kesiapannya, bu'e dan bapak sudah siap dengan apapun yang kan terjadi nantinya, dengan yakin aku pun menolak lamaran itu dan aku katakan pada bapak kalau aku ingin fokus sekolah dulu. Apalagi aku yakin Budi bukan laki laki yang baik untuk menjadi suamiku, perilaku dan sifatnya Budi juga membuat bu'e dan bapak juga tidak suka dengannya, apalagi keluarga bu Sum sangat suka memanfaatkan bantuannya terhadap orang lain agar dia bisa mendapatkan apa yang dia inginkan dari orang yang dia bantu.
'' Malam bu, maaf saya menggangu malam-malam ke rumah ibu dan bapak '' ucap bapak yang bicara dengan tenang.
'' Iya pak Kasmen papa, orang saya sudah nanti-nanti kehadiran bapak dan ibu loo soal kabar baiknya.
'' Maaf sebelumnya ya bu Sum, saya sangat senang dan berterima kasih atas niat baik ibu dan keluarga melamar putri saya, tapi mohon maaf sekali lagi bu, Suli masih ingin sekolah, dia belum mau menikah bu, belum berani '', ucap bapak memberi tau alasan penolakannya.
'' Oh ..soal itu gak usah khawatir pak, kan juga gak besok to, bisa kok tahun depan juga gak papa, kalau soal sekolah tenang aja, Suli tetap akan sekolah sampai lulus sma agar dia juga berpendidikan yang layak, kan gak pantes juga jika nanti Budi sarjana masak istrinya gak sekolah ya gak mungkin to, itu gak usah di khawatirkan ya pak'', ucap bu Sum yang masih tetap ingin menjadikan Suli menantunya dengan alasan yang manis tapi menghina dengan halus.
'' Bu Sum sekali lagi saya mohon maaf Suli belum berani menikah walau sampai tahun depan bu, dan kami sudah berembuk sama anak kami kalau kami tidak bisa menerima lamaran ibu, mohon maaf ya bu, '' ucapan bapak lebih tegas dan sedikit ada penekanan di setiap ucapnnya yang berharap bu Sum mengerti maksudnya.