ISTIQOMAH

Nengshuwartii
Chapter #12

BERJUANG HIDUP

Menjadi dewasa tidak lah mudah, apalagi kita berada di daerah orang yang jauh dari orang tua, jauh dari saudara dan jauh dari kerabat yang mungkin jika ada masalah mereka bisa sedikit atau mungkin lebih membantu di bandingkan sendirian. Itulah yan sekarang di rasakan Tarjo kakak Suli yang pertama yang sedang merantau di daerah yang cukup jauh dari keluarganya yaitu di kalimantan.

Tarjo sekarang bekerja di sebuah perkebunan kelapa sawit, sebelum berangkat dia sudah di beritau tentang sop nya dalam pekerjaanya nanti seperti apa, akan tetapi semua tiba-tiba berubah sejak dia sampai di kalimantan, dia melakukan semua pekerjaan dan tanpa terkecuali ikut membantu memasak di dapur karena semuanya seakan-akan membutuhkan bantuannya dalam segala bidang, saat jam istirahat di mulai dia akan membantu staf bagian memasak untuk ikut andil dalam memasak bahkan menyiapkan makanannya.

Tarjo di kenal sebagai seorang anak yang rajin dan suka membantu dan selalu di mintai tolong oleh semua temannya bahkan atasannya, dia pun berfikir awalnya merasa anak baru dan tidak enak menolaknya serta dia berfikir dia bisa membantu mereka, sekarang semua seakan-akan memanfaatkan kebaikannya, ada juga yang meminta tolong ambilkan air untuk kebutuhan kamar mandi, karena mereka tau Tarjo di rumahnya masih mencari air untuk kebutuhan rumahnya, ada yang meminta tolong membantu memasak karena dia di kenal anak seorang pemilik warung nasi, ada yang meminta tolong membersihkan rumput-rumput dekat perkebunan karena dia di kenal bapaknya suka bertani (walaupun tidak memiliki sawah).

Semua temannya dan bahkan atasannya seakan-akan sedang memanfaatkan kebaikan Tarjo yang tidak bisa menolak membantu orang lain, semakin hari dia merasakan semuanya terasa memanfaatkannya, dia mulai sadar betapa dia sangat lelah dalam bekerja sedangkan teman-temannya tidak setelah 6 bulan lamanya, kesadaran itu terjadi saat dia tidak sengaja mendengar atasan dan temannya saling bicara dan ternyata mereka sedang membicarakan dirinya.

Walau terlambat tapi dia bersyukur segera menyadari hal itu, akhirnya dengan berani dia meminta izin untuk bertemu dengan Pak Salim sebagai kepala personalia di sana yang menangani masalah pekerja. Mungkin semua orang di sana lupa, jika selain pandai membantu, Tarjo juga di kenal pandai menyuarakan pendapat dan punya prinsip yang kuat, awalnya semua kerepotan yang dia alami tidak pernah dia permasalahkan karena dia pikir saling membantu akan lebih cepat membuat sebuah pekerjaan selesai, tapi saat teman dan atasannya membicarakannya, dia mulai sadar ternyata ketulusannya membantu di manfaatkan selama ini.

''Pagi Pak Salim , maaf menggangu waktunya sebentar, ucap Tarjo minta izin bicara.''

'' Silahkan Tarjo, masuklah , ada yang bisa saya bantu kah ?.

'' Pak saya mohon maaf sebelumnya tapi ada yang ingin saya sampaikan, saya tidak tau selama ini bapak mengetahuinya atau tidak tapi saya ingin cerita sama bapak soal apa yang saya alami, dan ternyata ada juga beberapa pekerja yang mengalami hal yang sama seperti saya, itu pun jika bapak tidak keberatan dan meluangkan waktu bapak ?.

Lihat selengkapnya