Istri Alim CEO Kejam

Iin Suci Romita
Chapter #7

Chapter 7 Menjabat Direktur Utama

Semua persiapan sudah dilakukan, hingga mereka tinggal menunggu Adam datang, bersama Bima Suseno dan Maliana.


Sementara di kediaman Adam, pria itu masih berkutat dengan pakaian yang dikenakan. Adam berdiri, berkacak pinggang, melihat tubuhnya dari pantulan cermin.


Mendekatkan wajahnya berulang kali, melihat rambut yang tumbuh disekitar dagunya sedikit mengganggu, tapi ia tetap terlihat tampan.

Ia menyisir pelan bulu itu sampai terasa halus dan rapi.


Aisyah terdiam diambang pintu, menatap wajah Adam dengan tersenyum. Pria yang belum mengenakan jas itu menyadari kedatangan Aisyah.


"Apa yang kamu tertawakan? Hem?"


Aisyah tidak takut, ia malah berjalan mendekati Adam. Dan meraih dasi yang menggantung dilehernya. Gegas ia perbaiki tanpa perintah, baginya ini adalah tugas seorang istri.


Darah Adam seketika mengalir deras, entah kenapa saat Aisyah berada didekatnya, seketika itu juga tubuhnya membatu bagai terkena guna-guna. 'Awas kau Aisyah! Kamu sering buat aku bagai orang bodoh didepanmu!'


"Nah, kamu terlihat lebih tampan sekarang."


Kedua mata Adam terbelalak. 'Astaga, wanita ini sangat menyebalkan!'


Saat Adam tersadar, ia mendorong tubuh Aisyah mundur beberapa langkah. "Kamu tidak berhak atas tubuhku! Menyingkir!"


Adam gegas meraih jas hitam yang tergeletak diatas ranjang dan memakinya, ia berjalan buru-buru, melihat jam ditangannya sudah menunjukkan pukul 06. 45 pagi.


"Mas, kamu sarapan dulu. Aku sudah menyiapkan sarapan untukmu!" ucap Aisyah setengah berteriak.


"Buang saja!"


Aisyah menekan dada untuk tetap bersabar, keyakinan terbesarnya adalah membuat pria itu jatuh cinta padanya. Dan menemukan siapa sebenarnya pembunuh Dewangga. Jika semua terkuak, Adam akan menerima cinta Aisyah seutuhnya.


Dengan cepat makanan yang sudah disiapkan, ia sendok-kan kearah mulut Adam.


"Buka mulutmu! Makanlah sedikit saja!" paksa Aisyah.


Dalam hati Adam -- ia merasa sayang jika pagi ini tidak mencicipi masakan Aisyah. Tapi tidak ada waktu lagi, ia sudah terlambat. Dengan berat ia menarik sendok dari tangan Aisyah dan membuangnya.


'Astaqfirullah j... Beri ketabahan luar biasa untuk menghadapi pria ini ...' ucapnya dalam hati -- pada Sang Pemberi Hidup.


Sementara Aisyah mengikuti perlahan langka Adam hingga pria itu melesat pergi bersama mobilnya, hingga tidak terlihat lagi dalam pandangan mata indahn.


Lihat selengkapnya