*Istri exhibionist,cerita sex,istri binal,istri selingkuh,cerita porno,gairah istri,istri gangbang.*
☆ PELAJARAN EXHIBIONIST
Rumah besar dan mewah terasa sunyi dan sepi tanpa aktifitas manusia di dalamnya. Lampu-lampu sudah padam secara otomatis, ketika sinar matahari sudah tertangkap sensor kontrol di rumah itu.
Tidak ada bekas pertarungan nafsu Haida dengan empat pria di rumah itu dan gelas bekas mereka minum kopi tadi malam, sudah dibersihkan. Rupanya, Ricardo,Andre,Damiun dan Jermain tidak ingin Haida memikirkan tentang kondisi rumahnya. Mereka tadi malam sudah membersihkan cairan dan lendir dari tubuh Haida yang berceceran di sepanjang lorong dan di pinggir kolam renang. Saat ini mereka berempat masih tidur setelah energi mereka terkuras untuk memuaskan Haida.
Sementara didalam kamar Jhosua, terlihat dia masih tidur dengan memeluk tubuh mungil Haida. Tangannya merengkuh tubuh itu untuk memberi kehangatan kepada Haida,tenggelam dalam pelukan tubuh besar Jhosua.
Tubuh Haida menggeliat tapi tertahan oleh tangan kekar Jhosua. Dia seperti kebingungan dengan keadaan itu, wajahnya menengadah melihat wajah sipemilik tangan yang tengah memeluk tubuh telanjangnya. Ketika matanya melihat siapa si pemilik tangan yang memeluk dirinya, dia tersenyum. Wajah pria yang memberi kepuasan sexual tadi malam.
Wajahnya menelusup di ketiak Jhosua, menghirup aroma lelaki tubuh Jhosua. Tangannya meraba ke selakangan pria yang tadi malam telah membuat dirinya orgasme berkali-kali. Dia menemukan phallus raksaa dalam kondisi lemas. Tangannya meraba dan mengelus phallus itu dengan gemas. Terbayang di dalam ingatanya, phallus itu telah masuk kedalam tubuhnya dan menghajar dirinya hingga terkapar. Membuat dirinya berulang-ulang diterpa badai orgasme. Membuat mimpinya tentang Mandingo dan Shayne Diesel terwujud.
Tubuh besar Jhosua menggeliat dan terlentang. Perubahan posisi ini membuat mata Haida menjadi nanar, phallus itu menjadi terlihat jelas. Gagah ... dan berurat, walau masih lemas. Jantungnya berdetak kencang,desiran aneh mengalir dalam setiap nadinya. Dan kembali dia merasakn denyutan yang semakin keras di selakangannya.
Haida bangkit merubah posisi tidurnya. Kepalanya berbantal pangkal paha Jhosua. Tangannya menggapai phallus itu dan mengarahkan ke bibir merahnya. Lidahnya menyapu permukaan kepala phallus itu dengan lembut dan mesra. Ada perasaan yang berbeda di dalam dadanya. Rasa bahagia yang dia sadari tidak boleh dia masuki .... rasa cinta.
Dengan gemas tangan dan lidahnya menyapu permukaan kulit phallus milik Jhosua. Sesekali bibirnya mengecup dan menghisap kepala phallus. Lidahmya terus beraksi menjilati batang phallus hingga selakangan Jhosua. Dia hirup aroma selakangan Jhosua dalam-dalam,dia tahan di paru-parunya, berusaha menyimpan aroma itu di dalam otaknya.
Senyum bahagia tersungging di bibirnya. Seperti anak kecil yang mendapatkan mainannya. Bibirnya terus bermain di area itu,hingga phallus itu bangun berdiri,sedang pemiliknya tidak menyadari karena masih tertidur.
Haida sudah tidak bisa menjangkau kepala phallus yang sudah berdiri tegak dengan gagah di depan wajahnya. Lidah dan bibirnya sekarang hanya bisa menjilati dan mengecup pangkal phallus karena kepala Haida yang masih berbantal pangkal paha Jhosua.
Haida terlihat semakin gemas dengan phallus yang sudah berdiri bagai tonggak. Bibirnya terus bermain hingga dia harus jongkok agar bibirnya bisa melumat kepala phallus Jhosua. Aksi Haida benar-benar membuat tongkat phallus itu mempunyai nyawa sendiri, bergerak tanpa kehendak pemiliknya yang masih tidur nyenyak.
Haida tersenyum, dia ingin pagi ini mendapatkan kepuasan dari batang phallus itu. Denyutan di vagina miliknya semakin kencang, ingin segera dimasuki phallus yang berdiri tegak di depan matanya.
Haida berdiri mengakangi tubuh besar Jhosua, mengarahkan selakanganya ke kepala phallus yang berdiri tegak bagaikan tonggak kayu. Mendorong pelan pinggulnya kebawah, berusaha memasukkan kepala phallus itu kedalam vaginanya.
Lendir sperma sisa permainan tadi malam masih ada didalam vagina menjadi pelumas phallus itu untuk dengan mudah bisa masuk ke dalam. Haida berusaha mengayun pinggulnya, tapi kesulitan karena posisi yang setengah berdiri,membuat pahanya gemetar.
Akhirnya Haida menelungkupkan dirinya di dada bidang Jhosua sambil menggerakkan pinggulnya. Matanya terpejam, menikmati setiap sentuhan didalam rongga vagina miliknya. Dia ingin memuaskan keinginan sexual dirinya dengan phallus Jhosua, dia tidak khawatir pemilik phallus itu akan terganggu tidurnya.
Benar ..! Mata Jhosua mulai terbuka, agak silau dengan cahaya lampu kamar yang terang. Dia merasa ada beban didadanya, dan ada yang bergerak diselakangannya. Dia baru menyadari kalau Haida tengkurap didadanya dengan mata setengah terpejam dan badan yang bergerak nail turun di atas tubuhnya. Jhosua baru menyadari kalau phallus miliknya sudah tertanam di dalam tubuh Haida.
"Haida ... apa yang kamu lakukan?"
"Aku ingin Master ... aaahh! ... gairahku bangkit setiap berada didekatmu ... oooohhh ... ijinkan aku, Master."
"Setelah tadi malam, kamu tidak merasa lelah Haida? ... masih panjang waktu kita."
"Oooohhh ... ijinkan aku Master Jhosua ... sekali saja ..aaaaahhh ... enak sekali ... ijinkan Master." Sambil mengiba dan memohon, Haida menggerakkan pinggulnya.
Jhosua mengecup pipi Haida, dia kasihan melihat Haida yang kelihatannya tidak bisa menahan gejolak hasratnya,"Baiklah Haida ... nikmatilah!."
Jhosua meraih pinggul Haida dengan dua telapak tangannya. Dia mencengkeram dan mengayunkan pinggulnya dengan keras, sehingga phallus miliknya menghujam lubang vagina Haida.
"Aaaaaahhhh ... enak Master ... ooohhh ... terusss aaahh ... God ."
Dengan brutal Jhosua menusuk lubang tubuh Haida. Dia ingin wanita ini segera mendapatkan orgasme.
"Ooooooooooooooohhhhh i'm cumiiiiiing ...."
Jhosua menghentikan ayunan pinggulnya, tapi Haida yang baru saja mendapat orgasme, justru yang mengayunkan pinggulnya dengan cepat. Intercourse pagi bagi dari Haida, disaat staminanya sudah pulih, naluri binalnya kembali bangkit. Jhosua membiarkan Haida merengkuh kepuasan diatas tubuhnya, dia tidak ingin hari ini diawali dengan permainan yang panas, dia biarkan Haida memulai sebagai 'sarapan paginya'.
Tiga kali Haida pagi ini mendapatkan orgasme diatas tubuh Jhosua. Ada perasaan puas ketika phallus itu menjejali tubuhnya. Dia nikmati orgasme itu dengan tengkurap di dada Jhosua, dengan tongkat phallus raksaaitu masih tertancap di vaginanya.
"Ayo Master ... Master tidak ingin membuang lendir Master kedalam tubuhku?"
"Jangan dulu Haida ... masih banyak waktu untuk kita bersenang-senang.sebaiknya kamu mandi dulu, beristirahatlah ... !" Jhosua menggelengkan kepalanya dan berkata dengan lembut,nada mesra seorang kekasih, bukan perintah penuh ejekan seorang Master kepada budaknya.
Haida menganggukkan kepalanya, bibirnya mencium pipi Jhosua. Dia ingin mencium bibir Jhosua tetapi dia tarik mundur, Haida sadar, bibirnya masih terasa aroma sperma hasil dari persetubuhan tadi malam.