Istri Di Dalam Kontrol Gairah

Haida Lee
Chapter #7

Istri Di Dalam Kontrol Gairah seri 7

PELAJARAN EXHIBIONIST #2

Lima pria dari Jamaika itu sudah berkumpul diruang tamu, mereka duduk di sofa. Jhosua memakai jas dan celana jeans, sangat terlihat sebagai pengusaha yang sukses, sangat berbeda dengan empat pria lainnya yang hanya melengkapi celana jeans mereka dengan kemeja yang rapi. Mereka akan mendampingi Haida walaupun mungkin dari jauh,supaya tidak menarik perhatian, bila ada yang mengenal Haida. Mereka tidak ingin Haida akan mendapat setelah mereka pulang nanti.

Mereka asyik mengobrol tentang Haida sambil menunggu Haida keluar dari kamarnya. Banyak yang mereka diskusikan tentang gairah dan kemampuan Haida menerima orgasme terus menerus. Mereka sepakat, selama pengalaman mereka di klub swinger, baru kali ini bertemu wanita yang haus akan orgasme. Bukan seorang wanita profesional, tapi seorang wanita biasa, seorang ibu rumah tangga yang anggun dan lemah lembut dalam kesehariannya, bisa berubah menjadi binal dan liar saat intercourse.

"Kalau dalam istilah psikologis, disebut 'Hypersexual Woman', wanita dengan keinginan untuk memenuhi hasrat sexual di atas rata-rata wanita pada umumnya. Tapi untuk Haida, aku melihat dia tidak hanya seorang 'Hypersexual Woman', dia juga seorang 'Sex Addict'."

"Apa itu Boss?"

"Seorang yang sangat kecanduan dengan aktifitas sexual.... Seorang wanita yang sebenarnya menjadi dambaan kaum pria, tapi .... Tapi bisa menjadi bumerang kalau pria itu tidak bisa memenuhi semua hasrat sex dari wanita penderita 'Sex Addict'. Wanita ini bisa liar dan mencari kepuasan dengan pria lain menurut versinya. Itu yang terjadi pada Steven, sehingga dia harus masuk dalam dunia 'Promiscuous', dunia sex bebas tanpa ikatan dengan cara berbagi tubuh istrinya dengan pria lain untuk mempertahankan perkawinan mereka, karena dirinya tidak mampu untuk memenuhi hasrat sexual Haida setiap hari."

Jhosua menerangkan apa yang terjadi dengan Haida kepada mereka. Matanya menerawang membayangkan apa yang terjadi di dalam keseharian Haida dan Steven. Sepasang suami istri yang sangat ideal, seorang pria tampan beristri wanita cantik dan anggun, sebuah gold couple yang membuat iri wanita dan pria.

Kling ..! Kling ..! Kling ..! Ing ..!......

Tap ..! Tap ..! Tap ..! Tap ...!

Suara denting lonceng emas di kelentit Haida mengiringi suara higheel mengetuk lantai. Mereka menengok ke arah suara yang datang itu. Mereka semua yang berada di ruang tamu itu terpana dengan penampilan Haida. Cantik ..... sangat cantik. Rambutnya yang panjang dan lurus hanya di ikat ekor kuda, sepasang anting panjang berkilau di kedua telinga menambah indah leher jenjangnya. Leher yang bersih, tanpa ada noda setitikpun, sangat mulus.

Wajah yang cantik itu dipoles makeup tipis dan bibir merah yang berkesan elegan. Gaun mini berwarna putih dengan lengan panjang, membuat kesan anggun, walau gaun itu tidak bisa melindungi puting payudara Haida yang terlihat menonjol. Kaki belalangnya tanpa stocking terlihat putih mulus tanpa cacat dan higheel 14 cm yang membuat kakinya menjadi terlihat jenjang dan sexy. 

Sebuah penampilan seorang wanita yang sangat sempurna. Penampilan yang akan menipu orang diluar rumah. Wanita yang cantik dan anggun, dengan tutur kata yang lemah lembut ini adalah seorang budak sex di rumahnya sendiri. Dan berubah menjadi wanita jalang dan binal saat tubuhnya di gunakan sebagai boneka sexual oleh tuannya. Orang tidak akan menduganya.

Jermain, Ricardo dan Damiun mendekati Haida dan mencium pipinya. Haida dengan sukarela membelas dengan meyodorkan kedua pipinya saat bibir mereka mendarat dipipi. Haida tersenyum manis mendapat perlakuan itu.

"Kamu baru turun dari surga ya .... ," Damiun menggoda Haida, membuat pipi mulus itu menjadi memerah dan senyum manis menghiasi bibir merah Haida.

Ricardo yang masih terpana dengan kecantikan Haida, mencium bibir merah Haida, dan Haida menyambutnya denga mesra, "Kamu cantik, Haida ...."

Jermain meraba pipi mulus Haida, bibirnya mengecup bibir indah Haida."Kamu cantik sekali,sayang ... sepertinya aku tidak ingin pulang dan meninggalkan rumahmu .... kamu adalah bidadari disini."

Haida tersenyum manja, pipinya bersemua merah karena semua pujian itu.

"Silahkan Master Jermain .... aku suka kalau Master Jermain ingin tinggal disini."

"Hei sudah! ... jangan diteruskan romantisme ini. Haida saat ini adalah budak sex kita ... Haida saat ini menjadi pelacur kita. Kamu harus tahu peranmu Haida!" Andre berusaha mencegah jangan sampai tema sexual ini berubah menjadi tema romantis. Permainan harus tetap dilanjutkan, walau perasaan simpati mereka kepada Haida masih melekat di dalam hati.

"Ya Master Andre... pelacurmu siap melayani." Haida mengucapkan kalimat itu dengan menundukkan kepala tanda menghormati tuannya. Dan ekspresi pasrah dia tunjukkan sebagai tanda menyerah,menerima semua yang akan dilakukan kepada tubuhnya.

"Baiklah Haida ... kita akan berbelanja ke supermarket dan jalan-jalan sampai jam dua siang. Kamu bebas akan melakukan apa saja ketika di tempat umum. Tapi kami memegang remote vibrator yang ada di dalam vaginamu, kami akan mengontrol dirimu."

Dengan mulut ternganga Haida mendengar ucapan Andre. Selama empat jam tubuhnya akan menderita karena disiksa dengan vibrator ditempat umum. Tapi dia percaya, lima pria ini tidak akan mempermalukan dirinya di muka umum.

"I ... iya Master Andre ... "

"Haida ... ini uang untuk belanja. Kamu gunakan uang ini saja, kamu bisa gunakan untuk apa saja yang kamu inginkan." Jhosua menyerahkan satu gepok uang cash dollar Singapura kepadanya.

"Terimakasih Master Jhosua ..." Haida menerima dan memasukkan uang itu dalam tas tangan kecil berwarna putih yang dia bawa.

Mereka akhirnya berangkat memakai mobil Haida dan Steven. Haida satu mobil dengan Jhosua dan Andre. Sedang Ricardo, Jermain dan Damiun berada di mobil yang satunya. 

Mereka berjalan beiringan dijalan komplek perumahan mewah. Sepi, karena memang komplek itu sangat jarang penghuninya beraktifitas di luar rumah. Apalagi ini bukan hari libur.

Jhosua menjalankaan mobil dengan pelan, karena masih diarena komplek perumahan. Dia tidak ingin mobil ini menarik perhatian tetangga Steven. Mereka harus menjaga nama baik Steven dan Haida, walau didalam permainan bertema perbudakan, mereka memakai Haida sebagai obyek pelecehan sexual. Pelecehan sexual yang sudah disepakati bersama, baik oleh Steven ataupun Haida.

Dari jauh terlihat ada seorang wanita setengah baya sedang menyapu dipinggir jalan dan seorang sekuriti yang membantu membawakan bak sampah. Mereka berdua melambaikan tangan saat melihat mobil yang ditumpqngi Haida.

"Master Jhosua ... bisakah kita berhenti sebentar di dekat pos sekuriti?"

"Bisa Haida ... ada perlu apa?"

"Aku dan Steven terbiasa menyapa mereka. Mereka sangat ramah dan sering saya minta bantuannya untuk membersihkan halaman rumah."

"Oh .. baik Haida." Jhosua semakin kagum dengan Haida dan Steven. Seorang yang mempunyai kelas dalam pergaulannya, masih bersedia bertegur sapa dengan karyawan komplek perumahan. Orang-orang yang sangat rendah hati.

"Selamat siang Nyonya Margareth, Pak Joseph ... bagaimana kabarmu hari ini ...?"

Mereka berdua menghentikan aktifitas dan menghampiri mobil Haida.

"Selamat siang Nyonya Lee ... cantik sekali kamu siang ini. Akan kemana kamu hari ini?"

"Aku diminta Steven untuk mengantar tamunya melihat suasana Singapura. Beliau relasi bisnis Steven dari Jamaika."

Mereka berdua menganggukkan kepala kepada Jhosua dan Andre. Dan dibalas dengan anggukan kepala dan lamabaian tangan oleh Andre dan Jhosua. Mereka terlihat sangat menjaga atitude untuk menunjukkan kalau mereka tamu Haida yang sangat menghormati pribadi tuan rumah.

"Saya dari kemarin tidak melihat Tuan Lee,Nyonya Lee." Pak Joseph menanyakan kabar Steven, tapi membuat dada Haida berdetak kencang. Dia tidak ingin sekuriti ini curiga dengan keberadaa Jhosua dan kawan-kawannya.

"Kemarin ada dirumah Pak Joseph ... tapi karena dia harus mendampingi komisaris perusahaannya untuk metting dengan relasi lainnya, saya yang ditugaskan untuk menemani Tuan-tuan ini selama di Singapura. Kita berbagi tugas."

"Benar-benar anda berdua ini pasangan yang harmonis, bisa saling membantu. Semoga Tuan dan Nyonya Lee selalu diberikan kesehatan oleh Tuhan." 

"Amiin ... terimakasih Pak Joseph. Oh iya ... ini ada sedikit dari saya untuk anda berdua."

Haida mengambil dua lembar uang seratus dollar singapura untuk Nyonya Margareth dan Pak Joseph. Mereka menerimanya dengan sukacita. Ekspresi bahagia saat menerima pemberian itu terlihat dari wajahnya.

"Ya sudah ... saya jalan dulu. Saya nitip rumah Pak Joseph. Mungkin jam tiga sore saya sudah kembali."

"Siap Nyonya Lee ... saya akan bantu mengawasi rumah."

Haida melambaikan tangannya kepada mereka berdua. Margareth dan Joseph membalas dengan penuh hormat. Jhosua dan Andre melakukan hal yang sama.

Mobil kembali berjalan memasuki jalan protokol kota Singapura. Tidak terlalu ramai, tapi Jhosua tetap membawa mobil dengan santai. Karena memang perjalanan ini hanya untuk santai keluar rumah. Tidak dikejar waktu.

"Kalian berdua sepertinya sangat dikenal di komplek perumahan ini, Haida." Jhosua membuka pembicaraan, setelah selama lima menit ini Haida hanya diam, sedangkan Andre sibuk dengan kamera ditangannya.

Lihat selengkapnya