Like, dan langganan agar kisah ini terus berlanjut.
19 November 2020, Perjalanan
Bukan nyawa, kali ini waktu lah yang ditumbalkan.Butuh waktu sembilan jam— tanpa macet— untuk menempuh Silumankerta ke Gunung Kelud, Kediri. Mobil berangkat jam 10 pagi, dan paling lambat tiba di sana pukul 12 malam. Ditengah perjalanan Mbah Jarwo meminta DP sebesar satu juta, setelahnya kita parkir di Bank sebentar. Anehnya lembaran-lembaran merah malah ia tukar dengan kepingan-kepingan recehan, sisanya ia belikan oleh-oleh berupa parcell buah-buahan. Saat kutanya untuk apa, jawabannya adalah untuk nyawer. Nyawer apa? Tak jelas, dia malah senyum-senyum sendiri, ogah menjawab.
Hari semakin gelap, namun Si Mbah semakin tangguh.
"Kalian pernah dengar hutan ghaib, Alas Bonggan diBlora?" Si Mbah malah menakut-nakuti.
"Blora Bung Karn—?" Babeh yang menyetir, malah ikut bercanda.
"Itu mah Gelora!" toyor Mbah Jarwo.
"Yang katanya, banyak mobil yang mendadak kecelakaan dan tersesat itu kan?" Sebagai pecinta Ewing HD, Zaenab paham betul dunia mistik. Seandainya dia jadi sarjana, maka dia akan jadi sarjana SPD : sarjana pecinta dedemit.Lulus clum laud kalo berani makan sesajen.
"Di sana ada portal ghaib." Babeh bercerita, "salah satu moment ghaib yang menggetarkan di sana itu pas ada grup ketoprak yang diundang ke suatu desa, tapi pas hari H warga pada kecewa karena pentas ketoprak humornya tidak muncul."
"Mereka makan duit haram gitu?" polos sekali Zaenab bertanya.
"Bukan, mereka sudah pentas selamam suntuk. Tapi bukan di alam manusia." Mbah ikut menjawab.
"Dimana atuh Mbah?"
"Lembah Sakilas. Negeri para Siluman bedebah."
Berdiri bulu romaku.
"Esok harinya mereka ditemukan di hutan Blora dengan keadaan linglung," lanjut Si Mbah.
"Terus satu anggotanya hilang, enggak kembali." Babeh melebih-lebihkan. Semuanya selamat.
"Hahhaha," Mbah Jarwo ketawa cekakak. Dia meremehkan Babeh dengan berkata, "kalian tuh gak tahu apa-apa soal Alas Bonggan."
"Memangnya ada apa disana Mbah?"
"Mustika Merah Delima."
"Apa itu Mbah?"
"Diam, nanti jadi spoiler, " ucap Si Mbah Jarwo tengil. Zaenab gregetan, ingin deh dia mencolok matanya.
⭐⭐⭐⭐⭐
Malam di kota Blora begitu menggelora.
Tengah malam mereka sampai di Blora, dan disinilah pengalaman ghaib memuncak. Semakin cekam saat memasuki lebatnya hutan . Sunyi sepanjang jalan. Yang kudengar hanyalah seru mobil Si babeh, angin-angin ganas yang mencakar-cakar, dan suara lolongan maung yang begitu panjang. Sesekali terdengar rintihan kuntilanak yang bergairah. Sejauh mata memandang hanya pohon-pohon jati nan jangkung lah yang kulihat diam membisu. Terbungkam kengerian.
"Hahaha, mana nih setannya? Kok pada gak keluar? Katanya angker?" sompral sekali Babeh cocotnya.
"Si! Jangan asal cakap Beh! Dosa!" Zaenab mengingatkan. Bibirnya getar.