Isyarat Sabda Cinta

Hanang Ujiantoro Putro
Chapter #5

Kalimat Petuah

Sepasang burung bertengger di atas genting rumah gubuk sederhana. Rumah gubuk yang berdinding setengah bilik bambu itu di dalamnya juga tidak didapati peralatan dan barang elektronik, guci, sofa, AC, atau barang-barang mewah lainnya. Ketika masuk ke dalam rumah, setelah masuk pintu kita akan menemukan ruang tamu yang menyatu dengan ruang keluarga. Dinding ruang tamu tersebut terpajang beberapa bingkai foto. Salah satunya adalah foto kebersamaan keluarga Pak Ikhsan. Di foto itu nampak sekali keceriaan dan kebersamaan yang amat bahagia. Pak Ikhsan sedang menggendong Zidan kecil, di sampingnya ada ibu Nani sedang menggendong Fatimah yang saat itu umurnya masih satu setengah tahun, di tengah-tengah terlihat juga ada Raihan kecil memegangi baju bapaknya. Foto itu diambil saat keluarga kecil tersebut tengah jalan-jalan di sebuah pantai di Cirebon.

Alhamdulillah. Berkat ketekunan sang ibu yang setiap subuh selalu membuat kue lalu paginya sekitar jam 9 sampai jam 3 sore ia jual dagangannya, jalan kaki berkeliling ke dusun-dusun sekitarnya. Kadang juga ada beberapa kuenya yang dititipkan di warung-warung tetangganya. Atas ijin Allah, Bu Nani bisa menyekolahkan anak-anaknya. Walaupun kadang untuk makan dan membeli kebutuhan lainnya serba pas-pasan, kadang juga kurang namun keluarga ini bisa mensyukuri apa yang telah dimilikinya, karena dengan bersyukur itulah kebahagiaan akan senantiasa terasa di hati. 

Raihan pun selalu memberikan upah hasil antar udang milik Pak Yunus. Ya walaupun tidak besar, tapi bisa untuk sekedar menambah-nambah modal ibunya membuat kue, atau untuk menambah keperluan sekolah dan kebutuhan sehari-hari.

Almarhum pernah berpesan kepada Raihan dan Zidan kecil di hadapan ibunya. “Walaupun kita hidup sederhana dan kadang juga pas-pasan, tapi bapak gak mau kalian semua putus sekolah. Bapak dan ibu gak bisa memberikan banyak harta pada kalian, tapi setidaknya bapak dan ibu akan berusaha mencari rizki untuk biaya sekolah kalian setinggi-tingginya agar kalian punya ilmu. Sebab dengan ilmu kalian akan bisa hidup yang sebenar-benarnya hidup. Ilmu itu ibaratkan tangga yang bisa menaikan derajat manusia. Ilmu jugalah yang nanti akan menjaga kalian baik di dunia maupun akhirat. Rasulullah Shallallahu`alaihi Wa Sallam pernah bersabda ‘Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga, sesungguhnya para malaikat menaungkan sayap-sayapnya kepada orang yang menuntut ilmu karena senang terhadap apa yang diperbuat.’ Begitulah Nak, bapak ingin kalian bisa sukses tidak seperti bapak dan ibu yang bodoh dan tidak tau apa-apa. Sampe akhirnya bapak jadi tukang becak dan ibu jadi pedagang kue. Ketahuilah Nak, sesungguhnya orang-orang yang mengabaikan dan tidak mau menuntut ilmu adalah orang yang sudah menguburkan dirinya sendiri dalam kebodohan. Sehingga hidupnya sia-sia, bahkan hidupnya seperti mati. Dan satu hal lagi, jika kelak nanti kalian sudah memiliki ilmu, maka amalkanlah agar ilmu itu bisa manfaat dan menghidupkan hati. Rasulullah sangat menyukai orang-orang yang hidupnya bermanfaat lagi merendahkan hati.”

Petuah itulah yang menjadi motivasi Raihan dan Zidan untuk giat selama bersekolah dan belajar, sehingga Raihan dan Zidan bisa masuk ke peringkat sepuluh besar di kelasnya, dan Raihan selalu mendapatkan beasiswa selama SMP dan SMA.

+++===+++===+++==+++===+++===+++===+++===+++===+++

Orang-orang yang mengabaikan dan tidak mau menuntut ilmu

adalah orang yang sudah menguburkan dirinya sendiri dalam kebodohan.

Sehingga hidupnya sia-sia, bahkan hidupnya seperti mati.

+++===+++===+++===+++===+++===+++===++===+++===+++

“Ayo, Dek udah siap belum?” tanya Raihan. Fatimah sedang dirapikan kerudungnya oleh sang ibu.

“Iya Mas, Imah udah siap kok”

“Sip! Ayoo berangkat!!” Zidan menyambung dengan semangat.

“Ya udah yuk! Kita doa dulu. Bismillahi rohmani rohim, Allaahumma bika ashuulu wa bika ahuulu wa bika asiiru..Aamiin. Bu kami pamit dulu yah!”

Lihat selengkapnya