“Muuach!!!” di atas motor, Zidan mencium pipi wanita berambut panjang itu.
“Zi, semangat Zi! Loe pasti Bisaa!!!” tangan Hasbi menepuk pundak Zidan.
“Ok Brooo, siap!!” tegas Zidan menjawab sambil menutupi kepalanya dengan helm.
Greng!! Greeeng!! Greeeeennnggg!!! Lima motor bebek yang sudah dimodifikasi bodynya itu saling beradu menarik gas hingga suara bising memecah gelapnya malam.
“Diki..Diki..Diki!!!” teman-teman Diki tak mau kalah menyemangatinya dengan sorak soray dan tepuk tangan.
Seorang wanita seksi, rok pendek dan berjaket kulit hitam berada di depan__di antara kelima motor itu. Jacket kulit yang dikenakannya mulai dibuka.
“Ok, one, two, theree!!” Aba-aba berakhir, seiring dijatuhkannya jacket kulit hitam tersebut ke aspal. “Gooo!!!”
Motor mereka saling berpacu beradu kecepatan di jalan raya. Gelapnya malam ditembus oleh sorotan lampu-lampu motor. Kelokan jalan raya seperti telah hafal mereka baca meskipun keadaan jalan tidak seterang siang. Kendaraan mobil atau motor umum lainnya yang tengah melintas di jalan raya itu tidak mereka hiraukan, malah mereka anggap itu sebagai ranjau.
Pembalap jalanan atau biasa para ABG menyebutnya dengan ngetrack sudah menjadi salah satu cara unjuk keberanian, unjuk kejantanan seorang lelaki. ‘Nggak ngetrack! Nggak maco!’ Mungkin itulah selogan yang tertanam di kalangan ABG yang memang pola pikir dan jiwanya masih labil. Zidan dan kawan-kawannya sudah tercandui oleh kebiasaan nge-track ini. Bagi mereka, ini bukan hanya soal kesenangan saja, ini bisa juga mereka katakan sebagai hobi yang menghasilkan. Ya, seringnya dalam nge-track mereka mengadakan taruhan. Mulai dari taruhan uang, pengakuan raja jalanan, bahkan cewek.
“Wan, jam berapa sekarang?” tanya Ipul kepada Wawan.
“Jam setengah dua belas, Pul!”
“Udah hampir setengah jam. Bentar lagi mereka bakalan nyampe nih!”
“Say, rokok say?!” Hasbi menawarkan rokok kepada Lisna.
Lisna adalah pacarnya Zidan. Wanita berambut panjang dan berpakaian seksi itu sudah satu setengah tahun menjalin hubungan dengan Zidan. Tergolong lama, karena memang Zidan sudah sering gonta ganti pacar, bahkan paling sebentar ia pernah pacaran hanya satu minggu terus putus. Tetapi meskipun ia sering gonta-ganti pacar, ia termasuk lelaki yang setia sama pacarnya. Tidak pernah ia dalam satu waktu menjalin hubungan dengan dua wanita sekaligus.
“Eh, eh mereka udah keliatan tuh!”
Terlihat dua titik sorot lampu dari kejauhan. Semakin lama, semakin besar cahaya sorotan lampu itu. Suara motor dua -tak itu pun kini sudah mulai terdengar hingga semakin dekat, semakin jelas memekakan telinga. Sorak soray mulai kembali gaduh menyebutkan nama jagoannya masing-masing. Tak lama, motor-motor itu mulai mendekati kerumunan orang. Kerumunan yang sedari awal menjadi titik Start dan Finish.
Grenggggg!!!
Motor bebek, berwarna hitam adalah motor yang sampai di garis finish duluan.
“Kereeeeennn!! Mantaappp Brooo!!!” Boim menyambut dengan semangat.
“Yuhuuuuuuu!! Gokil Zi! Loe menang lagi Broo!!” Ipul menambahi dengan pujiannya.
“Malam ini kita pesta lagi Broo!!!!” Wawan menambahi dengan inisiatifnya.
Malam itu, Zidan dan kawan-kawan sangat senang karena memenangkan balapan motor. Hadiah sebesar empat ratus ribu pun diterima Zidan. Itu pun dibagi-bagi. Hasbi mendapatkan jatah limapuluh ribu karena motor yang dipakai Zidan adalah motornnya. Seratus limapuluh ribu untuk mereka berpoya-poya merayakan kemenangan, sedangkan sisanya duaratus ribu masuk ke kantong Zidan.
+++===+++===+++===+++===+++===+++===+++===+++===+++
Meskipun ia sering gonta-ganti pacar, ia termasuk lelaki yang setia sama pacarnya. Tidak pernah ia dalam satu waktu menjalin hubungan dengan dua wanita sekaligus.
+++===+++===+++===+++===+++===+++===+++===+++===+++
***