Isyarat Sabda Cinta

Hanang Ujiantoro Putro
Chapter #13

Bersama Sahabat

Sahabat bukanlah sekedar kata biasa. Jauh lebih dari itu tersimpan begitu banyak cerita di dalamnya. Cerita yang menyenangkan, cerita yang menyedihkan, cerita yang mengesalkan, cerita yang konyol dan cerita-cerita yang lainnya. Tentu, cerita-cerita itu tidak akan tercipta jika hanya ada pemain tunggal saja. Harus ada tokoh dan peran lain yang mengisi. Mengisi dengan karakternya masing-masing, sehingga cerita itu kaya makna dan bisa menjadi pelajaran hidup. Dengan berperan bersama tentu semuanya akan terasa mudah dan indah. Lebih kuat! Ya lebih kuat dari apa yang kita duga!

“Han, si Widiarsih ke mana?” tanya Amir.

“Kemaren sih dia bilang, di rumahnya mau kedatangan sodara-sodaranya dari Tanggerang.” 

“Yah, kurang rame deh kalo gak ada dia,” sambung Fiki.

“Wah, ini gorengan tuman nih harus diberantas!” gorengan yang diamati di tangannya langsung dilahap.

“Bikinan sendiri, Mir?” ucap Tarlim.

“Kagak, itu beli di Mang Tono!”

“Hah!! Muntahiiin Bro!! Muntahiin!!” cegah Tarlim kepada Gian. Namun terlanjur sudah menelannya. Semuanya terperanga. Heran akan kelakuan Tarlim.

“Emang kenapa, Bro?” tanya Gian ketakutan.

“Kamu nggak tahu ya? Kemarin si Riska beli gorengannya Pak Tono,” jelas Tarlim. Semuanya fokus memperhatikan, “ awalnya sih nggak apa-apa, tapi lima menit kemudian pas dia naik motor tiba-tiba kepalanya mendadak pusing, pandangannya mendadak gelap...daaan...”

“Dia keracunan?!!” tanya Raihan penasaran.

“Dan tiba-tiba matanya nggak bisa lihat sama sekali. Gubraakk!! Dia jatuh dari motor..” lanjut Tarlim menjelaskan.

“Innalillahi wa inna ilaihi raaji'uun.

“Terus?” imbuh Amir

“Terus dia baru sadar tuh, ternyata dari awal dia pake helmnya kebalik! Ckckckck!!”

“Huh, nakutin aja! Jancuuukk!! tandas Gian.

Lihat selengkapnya