Lembaran demi lembaran telah terisi oleh cerita hidup. Setiap lembarnya memiliki kisah dan makna yang berbeda. Akan kita temui nilai yang biasa kita anggap hikmah. Kita mengira, hanya tangan kita saja yang berperan tunggal menggerakan pena di atas kertas. Itu keliru, karena nyatanya tangan kita juga digerakan oleh tangan ketiga. Tangan ajaib yang tak kasat mata. Tangan itu adalah sebuah kehendak dan ketentuan Allah.
Kita tidak akan bisa menulis dengan sempurna. Buktinya, untuk membuat satu karangan saja, kita masih bisa salah. Entah salah menulis huruf, kata, diksi, ejaan, istilah, atau tanda bacanya. Jika bukan Allah yang memberitahu kesalahan kita, lalu siapa? Kita masih belum cukup umur untuk bisa dikatakan sempurna. Karena umur kita itu sesungguhnya hanya beberapa menit saja di dunia. Itu pilihan. Apakah kita akan terus melangkah dengan pembenaran kesalahan yang berujung penyesalan, atau terus melangkah dengan perbaikan kesalahan yang berujung kesuksesan? Wallahu a’lam bish shawabi.
Setelah lulus kuliah dengan predikat Cumlaude, Raihan mendapatkan tawaran sebagai pengisi acara tetap di salah satu radio swasta di Bandung. Dalam acara siaran yang diisinya, ia mengulik sisi-sisi berbagai permasalahan hidup dari kacamata islam. Ia sangat menyukai pekerjaannya, karena dengan cara ini ia bisa berdakwah dan mentabhligkan ilmu agama yang pernah didapatnya saat dulu mondok. Penyampaiannya yang asik, easy listening, dan kekinian menjadikan penyampaiannya tidak seperti penceramah. Bermodalkan pengalaman, kemampuan public speaking, dan pengetahuan umum lainnya, ia mencoba menyuguhkan inovasi linguistik. Banyak para pendengarnya yang mengatakan bahwa Raihan adalah Motivator Islami Masa Kini.
Selain menjadi motivator. Ia juga bekerja sebagai pengajar biologi honorer di sekolah dan lembaga bimbingan konsultasi belajar. Kecintaannya terhadap ilmu biologi tidak serta diendapkan saja. Lewat mengajar ia mampu lebih memahami psikologis siswa yang berbeda-beda. Inovasi pengajaran yang disampaikannya menjadikan siswa-siswanya antusias dan memiliki motivasi belajar yang tinggi.
Sebenarnya belajar biologi bukan sekedar hafalan teori, pemahaman konsep kontekstual adalah lebih utama. Jika kita bisa memahami konsep kontekstualitasnya maka semua bab dalam kajian biologi bisa kita sambungkan, dan itu akan lebih mudah kita kaitkan untuk menjawab masalah ilmiah dalam kehidupan sehari-hari. Semisal kenapa dokter biasa menyuntik di pantat, padalah keluhan sakit si pasien yang bermacam-macam bukan pada pantat? Itu karena di bagian pantat terdapat banyak sekali otot yang dipenuhi pembuluh darah, sehingga cairan obat diharapkan bisa cepat masuk dan menyebar. Kenapa di tempat dingin kita sering ingin kencing? Itu karena di tempat dingin kita tidak berkeringat, sehingga pengeluaran cairan eksresi dari ginjal dimaksimalkan lewat kencing.