ISYARAT YANG TERJAWAB

Rizal Azmi
Chapter #1

BAB 1 POSISI DIRI

Ini sudah tahun ke tujuh, Tashya tidak merasakan lagi kebersamaan. Berkumpul bersama di meja makan, pun jalan-jalan dan liburan di akhir pekan. Ia hanya merasakan serpihan kekecewaan dan kesedihan, akibat dari perpisahan yang di ambil kedua orang tua sebagai jalan terbaik dalam mengakhiri kebersamaan.

“Kenapa harus ada perpisahan di dunia ini?” tanya Tashya setelah selesai sarapan pagi, yang hanya ditemani Mbok Rus.

Pagi itu, Tashya kembali hanya berdua saja di rumah. Sang papa sudah lama tidak lagi tinggal di rumah setelah menikah lagi. Begitu juga,mamanya, Tania.Ia juga menikah, ikut bersama suaminya yang duda beranak satu.

“Setiap pertemuan pasti akan berakhir dengan perpisahan. Hidup memiliki pasangan, seperti halnya dirinya berpasangan dengan kematian. Semua itu berjalan sesuai sunnah-Nya,” jawab Mbok Rus, tenang. Berusaha menyemangati putri sang majikan. Memandang Tasya dengan sepenuh pengertian dan tatapan sayang. Mbok Rus sudah menganggap Tasya melebihi putrinya sendiri. Anak yang dirawat sejak kecil hingga beranjak dewasa.“Kamu kenapa, Sayang? Pagi-pagi sudah terlihat sedih? Kamu, kan, baru habis menginap ditempat Papa!” Mbok Rus bertanya, dengan nada khawatir. Kekhawatiran sesosok ibu yang selama ini menjadi tempat sandaran Tashya sejak peristiwa itu bermula.

“Setidaknya, semua itu tak akan pernah bisa mengobati seluruh jiwa yang terluka,” jawab Tashya, sedih.

“Nak, kita hidup tak bisa mundur ke belakang. Bahkan, tak dapat menyesali takdir hidup yang telah Allah tetapkan. Kita harus melangkah, terus maju tanpa ada kata menyerah. Ini memang menyakitkan dan menyebalkan, lantaran kekecewaan.”

Tashya menggeleng seraya mendesah pelan,“Seharusnya, tidak perlu terjadi. Karena, semua ini memperburuk keadaan. Membuat ketakutan, kurang percaya diri, hingga berakhir pada rasa frustasi. Bukankah banyak,Mbok, anak yang menjadi korban, akibat keegoisan papa dan mamanya?”

Lihat selengkapnya