It"s About Choice

Umu Fatimiah
Chapter #3

Surat Untuk Ardhi

Senja di musim hujan sungguh indah. Usai sholat maghrib, Shofiya membuka jendela kamarnya lebar-lebar. Semburat mega kemerahan yang berpadu dengan gelapnya awan tampak menghiasi langit. Angin bertiup semilir, sedikit menghilangkan hawa panas yang terasa ketika hujan hendak turun. Usai sholat maghrib, Umi Fatma terbiasa membaca ayat suci alqur’an dan suaranya terdengar lembut sampai ke kamar Shofiya. Ada kesejukan tersendiri ketika mendengar lantunan ayat suci itu, hingga tanpa terasa bibir Shofiya mengikuti lantunan Surat An-Naziat dari Umi Fatma yang kebetulan telah ia hafal. Seketika Shofiya menangkap makna dari isi surat tersebut.

Demi (malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras, demi (malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah lembut. Demi (malaikat) yang turun dari langit dengan sangat cepat, dan (malaikat) yang mendahului dengan kencang, dan (malaikat) yang mengatur urusan (dunia). (Sungguh, kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama mengguncangkan alam. (Tiupan pertama) itu diiringi oleh tiupan kedua. Hati manusia pada waktu itu merasa sangat takut. Pandangannya tunduk. Orang-orang kafir berkata, ”Apakah kita benar-benar akan dikembalikan kepada kehidupan yang semula?.’....

Shofiya menjadi gelisah dan bertanya-tanya,”Sudah baikkah kehidupannya di dunia?, rasanya masih jauh dari sempurna.”

Shofiya menyelesaikan An-Naziat yang ia baca, kemudian duduk di meja belajarnya. Ia membuka kembali surat dari Ardhi yang belum sempat ia baca dan memutar lagu “Himawari no Yakusoku”. Sambil mendengarkan lagu ia membaca isi surat tersebut.

Isi surat Ardi :

_____________________________________________________________________________

Untuk Shofiya

Assalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.

Bagaimanakah keadaan Shofiya saat ini?. Tiada henti ku berdoa, semoga Allah selalu menyejukkan hati Shofiya dan memberi nikmat sehat agar bisa bermanfaat untuk umat.

Terima kasih sebelumnya atas suratku yang sudah Shofiya balas kemarin. Entah kenapa bagiku, menerima surat balasan dari Shofiya adalah berkah tak terhingga yang Allah berikan. Aku merasa bahagia dan bersemangat ketika membacanya.

Wahai calon bidadari surga,

Lewat suratku kali ini, aku ingin banyak bercerita. Semoga Shofiya mau membaca sampai akhir isi suratku. Minggu kemarin aku dan beberapa teman di pondok pesantren mengadakan rihlah. Kami memohon ijin pada Kyai Masruri dan Alhamdulillah mendapatkan ijin. Shofiya tau, kemarin kami mendaki Gunung Selamet. Subhanallah, aku baru sadar jika ternyata Karunia Allah untuk bumi ini sangat luar biasa.

Lihat selengkapnya