Setelah menerima kabar batalnya Indonesia tampil di Piala Dunia U-20 tadi malam, Junaidi terduduk lemas di pinggir ranjang dan tak melakukan apapun selain memandang kedua kakinya. Rasa kantuknya benar-benar lumpuh. Sepanjang malam ia berkutat dengan mimpi-mimpinya yang pupus. Junaidi sudah berusaha tegar, ia bertarung hebat dalam benaknya, tapi berulang kali dikalahkan oleh airmata.
Ini memang sudah benar-benar berakhir. Benaknya.
Junaidi kemudian melepaskan ban kapten dari lengannya yang lumayan kekar. Ia ingat, delapan tahun lalu lengan itu kecil dan kurus, begitu juga kaki dan tubuhnya. Tempaan fisik selama bertahun-tahun membuat tubuhnya berisi tanpa mengurangi kegesitannya.
Junaidi kemudian bangkit dan membiarkan ban kapten itu terlepas dari jemarinya, tergeletak di dekat kakinya yang gemetar. Setelah itu mengemas semua barang dan meninggalkan harapannya yang sirna di sana.