It's Ok, I'm Good

rara
Chapter #5

(5) Tentang Sabar

SMA International ini adalah salah satu sekolah terfavorite anak-anak di kota Tangerang. Selain karena sekolahnya besar, guru-gurunya berpengalaman, SMA ini memiliki banyak siswa tampan, cantik dan pintar. Karena itu, anak-anak berlomba untuk masuk ke dalam SMA itu.

“Alfa!” panggil Eki, salah satu teman satu tim basketnya. 

“Kenapa?” tanya Alfa saat dirinya menoleh ke arah Eki. 

Eki menyodorkan selembar kertas berisi para pemain baru basket sekolahan. “Kemarin si Edo lupa ngasih ini sama lo. Dia pulang duluan karena nyokapnya masuk rumah sakit.”

Alfa mengambilnya, dan membaca jumlah nama yang terdaftar. “Iya udah. Nanti gue kasih tau coach Ari. Gimana-gimananya, nanti gue kabarin.”

Eki mengangguk. 

Alfa kembali berjalan ke arah kelas. Ya, Alfa Bagaskara salah satu most wanted sekolah yang popular. Selain tampan, jago basket, Alfa juga pintar dalam bidang akademis dan agama.

Semua orang mengagumi Alfa. 

“Alfa,” panggil seorang gadis berseragam yang sama dengan Alfa. “Kamu kenapa semalaman enggak kabarin aku? Kamu tahu, Mama sudah nunggu kamu di rumah.” 

Alfa diam meladenkan sikap manja Anggi. Memang mereka dijodohkan, tapi Alfa tidak pernah mau menerimanya. Alfa hanya ingin menuruti kemauan Mamanya, tapi dengan persyaratan Alfa harus menjadi anak yang bisa diandalkan. 

Mau tak mau, Alfa menuruti.

“Alfa!” 

“Iya Nggi. Gue kemaren kecapean pulang latihan basket, terus tidur. Enggak sempet ke rumah lo lagi.” 

“Tapi kenapa kamu enggak kabarin aku? Setidaknya kamu kasih kabar sama aku.”

“Namanya juga lupa,” kata Alfa tak kalah sewot. 

Anggi mengerucutkan bibirnya saja. “Kamu ngeselin banget sih, Alfa.”

Alfa diam. 

Ia kembali menjadi bahan tontonan anak-anak. Alfa risih jika sudah berurusan dengan Anggita Saputri, gadis manja yang selalu mengikuti Alfa seperti ekor.

“Alfa, nanti ke kantin bareng ya,” kata Anggi lagi. 

“Enggak tahu. Gue bakalan dispen hari ini, enggak tahu bisa ke kantin apa enggak.”

“Ih, Alfa mah gitu. Sok sibuk.”

“Emang gue sibuk ngurusin O2SN basket. Emangnya lo enggak punya kesibukan selain ngecat kuku sama rambut,” kata Alfa yang membuat Anggi lagi-lagi mendengus sebal.

Alfa masuk ke dalam kelas, dan meminta izin dispensasi kepada sekretaris kelas. 

Setelah itu, Alfa pergi ke lapangan untuk mendapat pengarahan dari coach untuk olimpiade basket se-Jakarta. 

-O-

Embun melihat sekolah barunya itu. Ia merasa sedikit nyaman, karena siswa dan siswi di sana diam tanpa berkomentar sejak Embun memasuki lingkungan sekolah. 

Guru-guru di sana juga baik, bahkan mereka terlihat ramah. 

Embun di antar masuk ke dalam ruang kelas Sebelas IPA satu, yang tak lain kelas unggulan. 

Ya, walaupun Embun memiliki keterbatasan, otaknya sanggup untuk bersaing dengan mata pelajaran yang ada. Dulu Embun selalu menjadi juara bertahan di sekolahnya, dan mungkin sekarang ia juga mampu menjadi juara bertahan. 

Lihat selengkapnya