Kehidupan itu ibarat permainan rubiks, sulit untuk dipecahkan namun gampang jika sudah mengetahui celah untuk memenangkannya.
Setelah pertandingan itu, Embun juga sudah berusaha untuk terus control tentang kesehatan kakinya. Semua teman-teman dan para guru di sekolah mengucapkan selamat kepadanya. Dan mereka menyadari jika selama ini Embun adalah idola.
Embun tetap bersikap seperti dulu. Walaupun ia sudah tidak menggunakan kursi roda, Embun tetap ramah kepada semua orang yang menyapanya.
Embun tidak membedakan, dan ia semakin dijadikan primadona di sekolah.
Apalagi saat Alfa menyebar perihal hubungannya dengan Embun di instagram, mereka menjadi couple goals sekolahan. Keromantisan Alfa dan Embun membuat siapa saja iri.
Alfa dan Embun jarang memasukkan foto-foto kemesraannya di sosial media, namun ia selalu menyebar snapgram tentang hari-hari yang mereka lalui. Dan semua orang menyimpulkan jika Alfa dan Embun merupakan pasangan yang selalu di idolakan.
Bukan hanya itu, Alfa dan Embun selalu kerja sama dalam hal belajar. Mereka tetap berjuang untuk mendapatkan nilai terbaik.
Apapun hasilnya nanti, mereka tetap akan menghargai usahanya.
“Kamu ikut pertandingan aku nanti, Mbun?” tanya Alfa yang memakai kaos basketnya.
Embun melirik Elina dan bertanya, “ikut enggak?” tanya Embun.
“Aku sih ikut aja kalau kamu ikut. Lagian di sana aku juga bisa ketemu Eki.”
Embun terkekeh. Ia tahu Elina dekat dengan Eki, namun Elina tidak pernah meminta kejelasan tentang hubungannya.
“Ya sudah kalau kamu ikut, aku ikut.”
Alfa mengacak rambut Embun. “Ya sudah nanti berangkat sama bis sekolah aja. Duduk sama Elina, soalnya nanti aku sama tim pergi pakai mobil sekolah.”
Embun mengangguk.
“Jangan telat datangnya ya,” kata Alfa.
“Iya.”
Embun mengangguk lagi. “Kamu juga semangat ya.Tunjukin kalau kamu bisa menjadi menang. Fokus, dan ingat aku selalu doain kamu.”
Alfa mengangguk. “Terima kasih, Sayang.”
“Alfa!” panggil Eki.”Yuk jalan. Jangan pacaran mulu.”
“Sewot aja yang jomblo,” jawab Alfa setengah berteriak.
Elina dan Embun hanya tertawa.
“Aku berangkat dulu ya,” kata Alfa.
“Hati-hati.”
Setelah itu, Alfa berlari menghampiri Eki.
Elina dan Embun memutuskan untuk pergi ke kelasnya kembali sebelum meminta izin untuk ikut ke tempat pertandingan Alfa.