Suara dari meja lain menyumbang keramaian untuk meja ku dan gadis di hadapanku. Kami duduk di sini sejak lima belas menit yang lalu, tidak ada yang mau membuka suara untuk memulai percakapan.
“Dari mana aja lo?”
“Di sini aja San.” Dia Santi, sahabatku sejak duduk di sekolah menengah pertama.
“Sunny, bego banget, kemana aja sih lo?”
Aku terkejut kala seorang gadis langsung memelukku. Suara lucu ini milik seorang gadis yang juga sahabatku, Lala. Aku mengelus lengan Lala seraya tersenyum.
Kami bertiga duduk melingkar, di depan kami sudah tersedia berbagai makanan dan minuman. Aku mengambil segelas kopi espresso, menyesapnya pelan.
Aku menatap mereka. Penampilan mereka bagaikan langit bumi denganku. Lala memakai kemeja merah muda yang dipasangkan dengan jas juga celana bahan biru tua. Sedangkan Santi, dia tampak glamor dengan gaun abu-abu membalut tubuhnya. Aku berkecil hati, melihat tas bermerek tepat di depan mataku.
Aku yang seorang penganggursn hanya memakai kaos oblong dan celana jins lusuh. Rambut pendekku kututupi menggunakan topi, seperti biasa.
“Gimana Sun, kerja di mana sekarang?”
Pertanyaan Santi membuatku terdiam beberapa saat, “Di mana aja bisa.” Aku terkekeh mendengar jawabanku sendiri.
“Nggak mungkinlah seorang Sunny nggak jadi orang?”
“Lo kira sekarang gue jadi bihun? Gue nggak seputih dan selangsing itu kali.” Aku berhasil membuat mereka mengalihkan pembicaraan,.
“Siape juga yang bilang lo putih dan langsing. Jauh banget.”
“Dih.” Aku tertawa menanggapi Santi.
Sebetulnya kata-kata itu menguras habis baiknya suasana hatiku. Mereka tidak mengetahui keadaanku, dan seharusnya mereka bisa menerka dengan melihat penampilanku. Aku hanya diam, karena aku yang nilainya lebih bagus dari mereka tidak jadi apa-apa.
“Gue beli baju model terbaru di butik lo. Banyak yang bilang bagus.” Lala mencondongkan tubuhnya ke arah Santi.
“Serius? Ceo lay food beli di tempat gue? Amazing.” Santi tertawa kecil.
“Lo jarang banget di butik. Kata karyawan, lo pergi ke Paris lihat fashion walk.”
Santi mengangguk, “Akhir-akhir ini Paris emang sering ngadain fashion walk. Katanya lo baru buka cabang di Korea?”
Lala tertawa riang, ia mengangguk semangat, “Baru buka sih. Gue mau ngundang semua idol sama artisnya.”
Santi terbelalak, “Serius? BTS, jadiin mereka brand ambassador! Ntar gue langsung terbang ke Korea.”
“Bisalah diatur.” Lala mengangkat ibu jarinya.