"ARESHA! SHA!" Cherika terus berteriak memanggil Aresha yang berjalan cepat tidak mempedulikan temannya yang sampai ngos-ngosan mengikuti.
Merasa kasihan Aresha akhirnya memberhentikan langkahnya, membalik badan, menatap Cherika. "Kenapa sih?"
Cherika mengacungkan jari telunjuknya memberi isyarat untuk dia bernapas dulu.
"Gak, gak kenapa-kenapa," jawab Cherika.
Kepala Aresha memiring ke samping. "Terus gunanya apa Cherika cantik, Lo panggil-panggil gue terus dari tadi?" tanya Aresha ngegas.
"Yah kan masuk bareng gue dong Sha, masa lo ninggalin gue di depan, gue kan teman lo, berasa ikut di putusin gue kayak Reiki tadi."
Fiuh. Aresha cuman bisa menghembuskan nafas kerasnya.
Plak
Aresha dan Cherika seketika tersentak kaget, saat itu spontan mata mereka langsung melongo tertuju ke bagian lorong depan, beberapa teman mereka diam-diam ikut mulai berkerumun mencari tahu.
"Itu Jovanka kenapa lagi?" tanya Cherika ketika beberapa detik lalu melihat pemandangan yang mengerikan, bagaimana tidak mengerikan ia baru saja melihat seorang perempuan menampar keras wajah laki-laki.
"Biasa, lagi ngurusin kelinci-kelincinya."
Cherika berusaha mencerna. "Kelinci? Kok kelinci sih Sha? Itukan manusia berkelamin jantan, Udah buta yah?" tanya Cherika bingung, ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal, soalnya ucapan Aresha kadang kurang bisa masuk ke otak minimalisnya.
Aresha kemudian merangkul bahu Cherika dengan tatapannya yang masih lurus ke depan. "Anak kecil kalau gak ngerti, liat aja," Aresha langsung berjalan ke depan hingga menyeret Cherika pula.
"APA MENURUT LO, LO PANTAS BUAT BICARA SAMA DIA?"
Jovanka melap wajahnya dengan tisu yang di pegangnya sejak tadi, wajahnya sampai mengerut. "Santai aja kali ngomongnya, muncrat! Mana air liur lo bau!"
"Jo, gue serius, kenapa sih lo selingkuh dari gue?! Salah apa sih gue?! Ha?!!"
"Apaan sih kok jadi ngekang, baru juga tidur sama gue sekali, serah gue mau jalan sama siapa, gandeng siapa, cium siapa, bukan urusan lo!" ujar Jovanka dengan begitu beraninya.
WOW
Semua yang mendengar disana jadi bersorak, mereka terlihat bersemangat mendengar perkelahian itu, apalagi Perkelahian rumah tangga Jovanka bersama kelinci-kelincinya, itu anak adalah jagoan dalam membuat gempar satu sekolah.
"DASAR PELACUR!"
BRAK
Mendengar ucapan itu, Jovanka langsung menendang junior cowok itu dengan keras. "Kalau gue pelacur, terus lo apa? Gigolo? Orang lo yang nyosor duluan!! Sok nyalahin, banyak cari alasan, lama-lama gue sunatin juga tuh dibawah biar buntung sekalian!"
HAHAHAH
Semua orang ada di sana langsung menertawakan ucapan Jovanka. Dilain sisi malah cowok itu tengah tersungkur di lantai, meringgis menahan sakit, tangannya bahkan langsung melindungi sang juniornya.
"JOVANKA! KITA PUTUS!" seru cowok itu, darahnya mengalir mendidih, gerahamnya bergemelutuk menahan emosi sekaligus malu.
Mata Jovanka berkedip-kedip dengan cepat, ia mendesah kesal. "Emangnya sejak kapan gue pacaran sama lo? Idih, ngaku-ngaku lo!!"
Cowok itu sudah tidak bisa menahan malunya, ia bangkit berdiri dan berlari terbata-bata meninggalkan Jovanka bersama keriuhan teman-temannya yang menonton.
HOOO