Itik Cantik Rupa

Sri Lusiawati Indriani
Chapter #2

Masa Lalu

"Nin, tolong tulis ini di sini," ucap Neneng setelah menaruh dua kertas di meja.

Neneng--sebagai guru BK (Bimbingan dan Konseling)--sangat tahu seberapa pun banyaknya pertanyaan yang diberikan, tidak akan dijawab oleh gadis di hadapannya. Danin tetap bungkam, meski Neneng kian memaksanya.

Neneng nyaris kehabisan kesabaran sebab Danin makin diam. Beberapa kali pertanyaan pun hanya ditanggapi dengan menggeleng pelan, padahal Neneng meyakinkan bahwa keselamatannya terjamin jika Danin berterus terang. Sayang, sampai bel pulang berdenting, gadis itu bergeming.

Danin menarik kertas, lalu menyalin tulisan setelah sekian lama terdiam.

"Bu, saya sudah selesai."

Danin menyerahkan kertas yang berisi tulisan. Sementara itu, Neneng memungut dan mencocokkan dengan buku yang tergeletak di mejanya.

"Nin, tolong jawab dengan jujur!" pinta Neneng lembut, "tulisan di buku sama dengan tulisan yang barusan kamu tulis. Kamu dipaksa Abimanyu?"

Danin gelagapan, tetapi enggan berterus terang. Neneng tampak lelah, bahkan deru napasnya terdengar lemah. "Baiklah, kalau begitu ibu akan memanggil orang tua--"

"Abimanyu tidak pernah memaksa saya, Bu," potong Danin takut-takut, "saya sendiri yang mau mengerjakan tugasnya, Bu."

Sesal menghinggapi hati Danin. Bukan karena kebohongan yang telah dia utarakan, melainkan memotong kalimat Neneng yang belum usai disampaikan. Sepanjang mengenyam pendidikan, baru kali ini Danin berbicara lancang dan terkesan tidak sopan.

"Ya Allah, jadi semua tugas Abimanyu kamu yang ngerjain, Nin?" pekik Neneng sedikit tertahan.

"Bu, maksud saya--"

"Nin, mulai sekarang bilang sama ibu kalau Abimanyu maksa kamu," potong Neneng dengan napas tersengal-sengal, "jangan mau jadi budak Abimanyu! Ya Allah, masih kecil, tapi gayanya kayak bos aja."

Sebenarnya, bukan karena paksaan dari Abimanyu. Hanya saja daya pikat Abimanyu terlalu membelenggu, lalu mencipta ketertarikan hati Danin sebesar gunung Semeru. Gadis itu tidak mampu menolak saat permintaan apa pun keluar dari mulut Abimanyu.

"Nin, kamu boleh pulang," ucap Neneng tanpa melihat Danin.

Lihat selengkapnya