Pov Vialin
“Hahaha, mungkin itu hanya kebetulan. Tidak mungkin ibuku bisa mendatangimu kan. Lagipula aku tidak pernah tahu bagaimana ibuku” ujarku dengan tawa. “Ini bukan kebetulan, karena kalung yang kamu kenakan adalah lambang kerajaan” ujar Castie. Aku berhenti tersenyum, “Hah?” aku bingung sekarang.
“Kamu tahu dari mana Cas?” ujar Corry, “Eh? Aku juga tidak tahu, tiba-tiba saja itu yang terlintas di kepalaku” ujarnya. “Berarti tidak ada bukti kalau dia punya hubungan dengan orang dalam mimpimu. Dan juga belum tentu dia dari kerajaan kan” ujar Mirai lagi.
“Entahlah, mungkin iya, tapi aku merasa kalau aku tidak salah. Dia memang punya andil yang besar dalam kisah ini. Itu kalung yang sama dengan yang dipakai wanita dalam mimpiku” ujar Castie yang masih tetap kokoh dengan pendiriannya.
“Teman-teman sepertinya percakapan kita di dengar oleh seseorang sedari tadi” ujar Corry. “Bagaimana kau tahu?” tanya Luki, “firasat, milikku jarang meleset”
Tak lama, pintu depan terbuka menampilkan sosok lelaki tua. “Paman? Sejak kapan paman ada disana?” tanyaku linglung. Firasatnya benar, bagaimana bisa? “Terima kasih sudah mau datang kesini” ujar paman lalu membungkukkan badan.
“Eh, kenapa eh jangan membungkuk paman” ujar Castie, “ini cara kami berterima kasih” ujar paman lalu berjalan ke arah kami. “Kenapa anda berterima kasih?” tanya Corry. “Karena kalian sudah datang kesini, kami disini sudah menunggu kalian sangat lama” ujar paman lagi.
“Paman, apa maksud paman?” tanyaku, “Ayo kita bicarakan ini di bawah” ajaknya. Jarang sekali paman mau berbicara di ruang bawah, pembicaraan ini sangat penting sepertinya.
“Kamu yang tadi berbicara tentang kalung, kamu akan menjadi pemimpin dari teman-temanmu” ujar paman. “Eh, tapi saya ti-tidak.” Paman tersenyum melihat kegugupan Castie. “Yang datang kepada mu itu adikku, dia sudah menunggu sejak lama. Dia memilihmu untuk di datangi agar kamu bisa memimpin teman-temanmu kesini” ujar paman.
“Paman, bisakah anda menjelaskan semua ini lebih mendalam, kami hanya membawa pengetahuan tentang negeri ini melalui cerita-cerita lama. Kami ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi” ujar Corry.
“Baiklah akan kuceritakan semua yang ku ingat” kami duduk melingkar dan memperhatikan setiap apa yang keluar dari mulut paman.