Pov Castie
Pagi hari ini kami sudah bersiap-siap untuk melaksanakan tugas yang kami diskusikan kemarin. Kami membagi kelompok menjadi dua bagian, Luki dengan Mirai juga Paman Ve sedangkan aku dengan Luki dan Vialin juga Yerl. Kami juga membagi dua wilayah yang akan kami satukan. Kelompok Mirai akan mengambli di penjuru pertama dan kedua. Sedangkan kami di penjuru ketiga dan keempat.
Kami berjalan bersama namun ke arah yang berbeda. Kami memulai dari salah satu rumah yang tidak begitu jauh dari kediaman ratu. “Permisi” panggil kami, “ya ada apa?” muncul sosok wanita yang menggunakan baju tidurnya. “Apa kami boleh masuk?” tanyaku dengan pelan, “silahkan” ujar wanita itu. “Apa yang ingin kalian sampaikan?” tanya wanita itu cepat. “Apa nyonya tahu tentang sejarah negeri ini?” tanyaku, “tentu saja saya tahu, saya amat sangat membenci raja yang terdahulu maupun yang sekarang. Tidak ada yang benar” ujarnya.
"Apa yang hendak kalian sampaikan?" ujar wanita itu lagi, "em, kami hanya ingin tahu tentang kehidupan rakyat di ibukota dan pandangan tentang kerajaan" ujar Corry. "Baiklah, kalian silahkan duduk lah dulu" ujar wanita itu. Kami masuk sesuai dengan yang wanita itu katakan. "Jadi, apa yang ingin kalian tanyakan?" ujar wanita itu duduk di hadapan kami. "Kami ingin tahu bagaimana pendapat anda tentang perbedaan cara kepemimpinan raja yang sebelumnya dengan yang sekarang" ujar ku.
"Ya, seperti yang kalian tahu. Raja sebelumnya masih terlalu muda untuk menjadi seorang raja. Dia belum benar-benar mengerti kenapa raja-raja yang terdahulu tidak mengizinkan orang luar masuk. Sedangkan raja sekarang dia adalah orang luar yang tidak tahu terima kasih. Dia sudah di berikan tempat untuk bernaung tetapi malah membalas kebaikan Raja Vien dengan mengambil alih tahta" ujar wanita itu.
“Oh, baiklah, nyonya jika saya ingin mengajak anda untuk bersama-sama menjatuhkan raja dari kursi singgasana. Apakah anda mau ikut dengan kami?” tanyaku. “Suamiku sudah pernah melakukannya belasan tahun yang lalu dan sekarang dia bahkan tidak pernah kembali. Aku tidak peduli lagi, sekarang yang baiknya adalah aku bisa hidup disini dan tidak diganggu orang lain” ujar wanita itu dengan nada yang cukup emosional.
“nyonya apakah anda mau melihat suami anda? Apa anda mau untuk kembali bersama dengan suami anda?” tanya Corry. “Tentu saja, istri mana yang tidak ingin bersatu kembali bersama suaminya” ujarnya. “Bagaimana jika anda bersama-sama dengan kami menjatuhkan raja dan anda bertemu kembali dengan suami anda” ujar Corry lagi. “Bagaimana anda bisa dengan begitu yakin bahwa saya akan kembali bertemu dengan suami saya? Hal ini sudah terjadi sangat lama” tanya wanita itu.
“Hanya firasat, karena firasat yang saya rasakan biasanya terbukti benar. Kami tidak akan meminta nyonya untuk berdiri di garis depan penjatuhan karena yang akan berada disana adalah kami. Nyonya bisa membantu untuk menyiapkan berbagai macam obat, makanan atau minuman selama masa pertempuran berlangsung. Karena pada saat itu sudah di pastika jika tidak akan ada pasar yang akan buka. Jadi kami pasti memerlukan tenaga seperti itu” ujar Corry.