Kulangkahkan kakiku menuju sebuah jendela Kamarku
Ingin rasanya segera membukanya
Selama satu hari ini belum pernah aku buka
Selama dua puluh empat jam ini belum pernah aku sentuh
Selama seharian ini belum peranh memandang pemandangan indah dari jendela kamarku
Hatiku rindu
Rindu akan embusan angin yang sejuk
Angin yang sepoi – sepoi
Angin yang segar
Seperti angin-angin sebelumnya
Berharap angin hari ini melebihi sejuknya angin kemarin
Hatiku riang
Batinku tenang
Jiwaku seakan melayang
Merasakan sejuknya angin di dalam ruangan
Ternyata kipas angin di dalam kamarku masih exist dengan embusanya
Mengeluarkan angin sejuk yang aku pinta
Sehingga tanganku tidak kuasa untuk membuka jendela kamarku
Kini kucoba lebih dekat
Lebih rapat
Lebih erat