Mereka tujuh orang bersahabat. Belum menikah tentunya. Masih kuliah, usah kusebutkan mereka semester berapa saat ini, khawatir mereka yang mempunyai kesamaan nama dan akan baper walau ini hanyalah fiksi belaka. Devi, berumur dua puluh tiga tahun. Ketua kelompok calon ibu-ibu. Ini semua adalah mulanya Devi yang membentuk tim. Jadilah ia membuat group whatsapp dengan nama group: Menantumu Duhai Bapak. Sedikit kugambarkan tentang Devi. Ia agak cerewet dan judes. Tetapi ia tidaklah suka menggosipi orang lain apalagi mendengarkan gosip: "ah, cukup intropeksi diri sajalah. Sok sempurna kali pun kau!" Begitu katanya pada orang lain jika ia tahu orang itu menggosipi lainnya. Enam teman Devi lainnya adalah: Fira, Fitri, Fivit, Susi, Lala dan Nona.
Hari ini mereka akan berkumpul di rumah Nona.
"Jangan lupa kalian bawakan makanan ringan, Lala, Nona," kata Devi di dalam group whatsapp: Menantumu Duhai Bapak.
"Sudah kau post belum Non sedikit mengenai materi kita di Facebook untuk hari ini?" tanya Devi lagi.
"Sudah, Kak!" balas Nona.
Mereka jugalah punya Facebook sendiri. Biasanya sebelum hendak tidur malam, Devi suka mengabsen anggotanya via group.
"Assalamu'alaikum duhai menantu bapak idaman, selamat malam semuanya.
Aku absen dulu, ya. Yang tidak bilang hadir kuanggap sudah bobok cantik. Yang sudah bobok cantik, berarti tidak membaca materi kajian untuk besok. Maka sebagai hukumannya ialah: untuk besok malam ia yang mengisi materi sebelum tidur di facebook kita. Baiklah, semua: Fira!, Fitri, Fivit, Susi, Lala dan Nona??”
Tak lama kemudian, semuanya sedang menulis pesan. Jelas terlihat. Mereka semua menulis: “present sist!” kecuali satu orang yang sudah bobok cantik sepuluh menit yang lalu, Fira namanya.
Mereka adalah berlatar belakang pendidikan yang berbeda. Di antara mereka semua adalah hanya Fira sendiri yang alumni pesantren. Pernah mondok selama enam tahun dan mengabdi setahun. Sedikit kugambarkan tentang Fira. Ia orangnya baik sekali, respon ke semua sahabat, tidak sombong. Pipinya tembem seakan ribuan tangan yang telah mencubit manja pipinya waktu ia kecil dulu. Kalau melihatnya dari dekat maupun dari jauh, hanya meninggalkan satu kesan: menggemaskan. Dia jugalah vocal. Suaranya? Hum, Kawan? Kamu kenal Fathin Sidqhia Lubis? Si penyanyi itu loh?! Masa ia tidak kenal?, sebelas dua belas tuh suaranya, serius! Dia adalah paling muda dalam komunitas Menantumu Duhai Bapak. Mereka menganggap Fira adalah seperti adik mereka sendiri. Maka terkadang sifat anak-anaknya yang timbul, plin-plan salah satunya. Tapi kalau bukan waktunya bercanda saja, ia sangatlah dewasa. Mengalahkan sikap dewasanya Devi yang berumur dua puluh tiga itu, yang ketua group. Kalian, duhai kaum laki-laki, kalau bertemu Fira, jagan lama-lama menatapnya. Sebab aku khawatir kalian akan mencubiti pipinya. Sekali lagi jagan ya!? Bukan mahrom!
“Humm, ternyata si bocah kecil kita sudah tidur duluan nih!” kirim Devi lagi untuk kedua kalinya.
Selain Devi dan Fira, mereka berlima adalah berumur yang sama. Hanya beda hari saja. Fitri hari Jumat, Susi hari Rabu, Lala hari Sabtu, Nona hari senin dan Fivit hari kamis? Fira? Eh, bukannya sudah kusebutkan umurnya tadi? Seingatku ia baru masuk kuliah tahun ini. Kurang tahu hari lahirnya Fira.
“Fira, adikku yang cantik, sudah tidurkah engkau duhai embem?” lagi-lagi Devi mengirim pesan di group. Tidak ada jawaban.