Saya dan istri saya waktu itu sedang bersiap-siap pergi ke Maladewa untuk berlibur bersama sejumlah teman. Sebelum berangkat, asisten saya, Chen Wei, berkata akan mengirimkan beberapa artikel untuk saya baca pada waktu luang.
Semula saya kira artikel-artikel itu berupa lelucon-lelucon yang biasa dia kumpulkan, sampai saat saya memeriksa surel di Maladewa.
Saya terkejut ketika mendapati bahwa dia sanggup mengÂingat kejadian-kejadian dan detail-detail yang terjadi bertahun-tahun lalu dengan begitu jelas, yang sebagian sudah nyaris terÂlupakan oleh saya. Kini semua telah disatukan dengan rapi dan “diputar ulang†di depan mata saya, hingga saya terkenang pada begitu banyak memori indah yang saya alami pada masa lalu.
Setiap kali pergi ke bandara, saya merasa sedikit gelisah karena dari waktu ke waktu akan muncul sebuah buku yang bercerita tentang saya. Realitanya, tidak satu pun dari buku-buku itu ditulis oleh saya. Terkadang ada orang yang membeli salah satu buku itu di bandara dan meminta saya untuk meÂnandaÂtanganinya. Saya merasa tak enak karena tak jarang itu kali pertama saya melihat buku yang disodorkan, sama seperti pemÂbelinya, dan saya juga sama sekali tidak tahu apa isi buku itu.
Yang Chen Wei kirimkan kepada saya adalah kisah-kisah menarik yang pernah terjadi dalam hubungan dan kehidupan kami pada masa silam. Hal terpenting dari semua ini, adalah gaya penulisannya yang santai, penuh humor, dan menghibur yang akan membuat perhatian Anda terus terpaku sampai halaman terakhir.[]