Jack Ma

Noura Publishing
Chapter #3

Pengantar

Tengoklah dunia ke atas, Anda bisa lihat betapa besar perbedaan yang terbentang di antara manusia. Tengoklah dunia ke bawah dan ke hadapan Anda; Anda dan saya adalah sama-sama se­buah kemajuan cemerlang dari proses evolusi yang berlangsung selama ratusan juta tahun. Tengoklah ke belakang; Anda dan saya hanyalah sebuah rantai sambungan tak terelakkan dari evolusi makhluk hidup yang berjalan terus secara berkesinam­bungan—tidak lebih dari itu.

Saya pribadi berpikir arti dari kehidupan kita ini adalah untuk “membual”. Proses seorang manusia biasa menjadi se­orang tokoh terkenal adalah proses “membual” tanpa henti kepada berbagai macam orang.

Belajar dan berpikirlah untuk mengubah isi “bualan” Anda. Berjuanglah segenap tenaga untuk mengubah topik-topik “bualan” Anda.

Lancarkan bualan Anda kepada para karyawan ketika Anda bekerja sebagai seorang karyawan. Lancarkan bualan Anda kepada para manajer ketika Anda menjabat sebagai seorang manajer. Lancarkan bualan Anda kepada para pemimpin ketika Anda sendiri menjadi seorang pemimpin. Itulah cara jitu untuk mengubah hidup Anda.

Sir Francis Bacon pernah berkata, “Pengetahuan adalah kekuatan.” Semua orang di dunia tahu itu, tetapi sebagian besar orang tidak tahu separuh kalimat sesudahnya. “Pengetahuan umumnya hanya dipergunakan untuk ornamentasi.” Dengan kata lain, hanya untuk “bualan.”

Ini sangat mudah dimengerti jika Anda bersedia meluangkan waktu untuk memikirkannya. Apakah Anda memakai dalil Pitagoras saat membangun rumah anjing Anda? Apakah Anda menghitung lintasan parabola saat melemparkan sebuah batu? Apakah Anda memeriksa berat molar saat menambahkan garam ke dalam masakan Anda?

Jawabannya pasti tidak. Bahkan puluhan ribu ilmuwan yang meluncurkan satelit-satelit ke udara hanya menggunakan sedikit sekali pengetahuan profesional mereka.

Hanya ada dua jenis manusia yang bahagia di dunia ini. Pertama, manusia-manusia yang suka membual. Dan kedua, manusia-manusia yang senang mendengarkan “para pembual.”

Manusia yang tidak membual tentu orang yang sengsara, meski dia memiliki prestasi-prestasi hebat seperti Michaelangelo. Manusia yang mampu membual, tetapi tidak suka membual juga sengsara, seperti Arthur Schopenhauer. Manusia yang mampu dan suka membual, serta gemar mendengarkan orang lain mem­bual merupakan manusia yang paling bahagia. Contoh­nya, Jack Ma.

Jack Ma pernah melewati sebuah bengkel kerja dan men­dengar tawa lepas dari dalamnya. “Dengar! Buruh-buruh migran itu sedang asyik membual dengan begitu bahagia!” ujar Jack Ma penuh kekaguman.

“Mungkin mereka membual, ‘andai saja saya Jack Ma, setiap hari saya akan ...,’” tanggap saya.

Lihat selengkapnya