Jadikan Aku Kuat

Yuricka
Chapter #30

Pembelaan

Tika terhenyak, tubuhnya mematung dengan bola mata membulat lebar ke arah Heryani.

Untung saja Tika bisa dengan cepat menyembunyikan benda Pipih itu, jika tidak, mungkin Heryani akan melayangkan kalimat lain pagi ini.

"Lagi mau beres-beres, Bu, barusan baru selesai shalat malam," jawab Tika gelagapan.

"Ya sudah kalau gitu sekarang beres-beres aja, kita gak masak hari ini." Heryani meneruskan langkahnya melewati kamar Tika, mengambil segelas air dan membawanya ke arah kamar.

Namun, langkah itu tiba-tiba terhenti tepat sebelum dia memutar knop pintu kamar. Tubuhnya berbalik menghadap Tika yang sudah berdiri dengan sapu ijuk di tangannya, "Itu makanan sisa semalam kenapa gak habis?"

Keheningan di pagi buta itu masih menyelimuti, percakapan yang saling bersahutan dengan nada memekik menggema, menyisir setiap ruangan, untung saja kamar Arni kedap suara, jadi dia tetap merasa nyaman dan tidak terganggu dengan keributan pagi ini.

Gadis dengan rambut terikat itu menoleh ke arah meja. "Iya, Bu. Semalam saya kekenyangan, jadi saya simpan untuk hari ini."

Heryani menghela napas. "Semalam saya minta kamu untuk menghabiskan makanannya karena hari ini kita akan keluar, gak makan di rumah, kalau makanannya asem gimana?"

"Nanti saya angetin dulu, Bu. InsyaAllah masih bisa saya makan."

"Ya sudah lah, gimana kamu saja." Heryani menggeleng, kembali dia berjalan lambat ke arah kamarnya.

"Oh iya, Tika. Semalam kamu juga lupa membuang sampah, ya?"

Deg!

Hening, Tika terdiam dengan wajah bingung, mengingat-ngingat kejadian semalam. Dan ya, dia baru sadar kalau malam itu dia tidak sempat membuang sampah yang Heryani suruh.

Bukan disengaja, niat hati untuk menunda pekerjaan karena khawatir membuat tamu tidak nyaman, malah berujung menjadi masalah.

"Astagfirullah. Aduh Ibu maaf, saya kelupaan." Kalimat itu meluncur sempurna seiring dengan mimik wajahnya yang kini menjadi was was.

"Lain kali kalau disuruh itu buru-buru lakuin, bukan malah dinanti-nanti!" tegurnya.

"Iya, Bu. Semalam kan ada bu Nia, jadi saya gak enak bawa sampahnya, takutnya bu Nia dan yang lainnya gak nyaman."

Tentu itu menjadi alasan mendasar kenapa Tika menunda perintah yang diberikan padanya, dan siapa sangka jika dia benar-benar akan lupa untuk tidak melakukan itu.

"Alasan terus kamu mah. Buang sekarang! Jangan dinanti-nanti!" titahnya dengan posisi berdiri di ambang pintu.

"Pagi ini kita langsung berangkat ke rumah Nia, jangan sampai rumah masih berantakan pas kita ditinggal."

"Iya, Bu."

Bergegas Tika bergerak mengerjakan semua pekerjaannya, dari satu ruangan ke ruangan lain, hingga tak butuh waktu lama, dia pun selesai mengerjakan semuanya.

Untunglah hari ini mereka tidak memasak, Tika jadi punya banyak waktu untuk beristirahat, apalagi dengan Dafit dan Amad yang masih belum bangun.

Lihat selengkapnya