Matahari pagi mulai menampakkan diri di langit timur, menerangi desa kecil Suka Jaya. Adit berdiri di tepi sungai, menatap arus air yang tenang sambil memikirkan perjalanan yang sudah ia tempuh. Kelas sore di balai desa yang ia jalankan bersama Bu Kartika semakin ramai. Tidak hanya anak-anak, tapi juga beberapa orang dewasa yang ingin belajar membaca dan menulis mulai ikut bergabung. Namun, semakin besar perubahan yang ia coba bawa, semakin besar pula tantangan yang muncul.
Hari itu, ketika ia sedang menimba air di sumur untuk ibunya, seorang tetangga, Pak Bejo, menghampirinya. Wajah lelaki tua itu tampak tegang.
“Adit, ada kabar yang nggak enak,” kata Pak Bejo.
“Ada apa, Pak?” tanya Adit sambil menghentikan pekerjaannya.
“Katanya ada yang nggak suka sama kegiatan belajarmu di balai desa. Mereka bilang kamu cuma bikin keributan di sini.”
Adit tertegun. Ia tahu pasti, perubahan tidak selalu diterima dengan baik oleh semua orang. Tapi mendengar kabar ini langsung dari tetangganya membuat hatinya sedikit ciut.
“Siapa yang bilang begitu, Pak?”
Pak Bejo menggeleng pelan. “Aku nggak tahu pasti. Tapi kabarnya beberapa orang mulai mengeluh ke kepala desa lagi. Mereka merasa kamu hanya bikin anak-anak malas kerja di sawah.”
Kabar itu ternyata benar. Ketika Adit dan Bu Kartika datang ke balai desa sore itu, mereka melihat beberapa warga sudah berkumpul di sana. Mereka tampak berbicara serius dengan Pak Sugeng, kepala desa.
“Apa lagi ini?” bisik Adit pada dirinya sendiri.
Bu Kartika menarik napas panjang dan melangkah lebih dulu ke arah kerumunan. “Ada apa, Bapak-Bapak?” tanyanya sopan.
Pak Sugeng menoleh, wajahnya tampak lelah. “Kartika, Adit, beberapa warga keberatan dengan kegiatan belajar ini. Mereka merasa kegiatan ini mengganggu pekerjaan anak-anak di ladang.”
Salah satu warga, Pak Darto, langsung angkat bicara. “Benar, Pak Sugeng. Anak saya jadi malas bantu di sawah karena lebih senang belajar. Kalau begini terus, siapa yang akan bantu kami?”
Adit ingin menjawab, tapi Bu Kartika memegang lengannya, memberi isyarat untuk tetap tenang.