Jadilah Terang diTengah Kegelapan

SYAHLA.SYAHLAN
Chapter #7

BAB 7 Langkah kaki Menuju Kemajuan

Waktu berlalu begitu cepat di Desa Suka Jaya. Adit dan Bu Kartika terus melangkah, meski banyak tantangan yang mereka hadapi. Namun, semangat mereka tidak pernah surut. Mereka telah melalui banyak rintangan dan kini, setelah hampir satu tahun, mereka mulai melihat hasil yang menggembirakan. Pendidikan yang mereka berikan kepada anak-anak desa mulai membuahkan hasil. Beberapa anak mulai menunjukkan perkembangan yang luar biasa, tidak hanya dalam hal akademis, tetapi juga dalam keterampilan yang mereka pelajari secara langsung dari kehidupan sehari-hari di desa.


Namun, Adit menyadari bahwa perjalanannya masih jauh dari selesai. Untuk melanjutkan perjuangan ini, ia tahu bahwa ada banyak hal yang perlu dilakukan. Infrastruktur pendidikan yang lebih baik, pelatihan untuk para pengajar, dan tentunya, dukungan yang lebih kuat dari masyarakat adalah hal-hal yang harus dikejar. Sebagai seorang pemimpin, Adit merasa bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semangat perubahan ini terus berkembang.




Sementara banyak orang tua yang mulai mendukung pendidikan yang diperkenalkan Adit dan Bu Kartika, masih ada segelintir orang yang ragu atau bahkan menentang keras. Salah satu yang paling keras menentang adalah Pak Lurah. Meski Adit dan Bu Kartika telah berusaha meyakinkannya berkali-kali, Pak Lurah tetap pada pendiriannya bahwa pendidikan tidak akan menguntungkan anak-anak mereka dalam jangka panjang. Ia berpendapat bahwa dunia pertanian adalah dunia yang tidak membutuhkan banyak teori, melainkan hanya tenaga kerja yang bisa menghasilkan.


Suatu hari, Adit mengadakan pertemuan lagi di balai desa. Kali ini, ia memutuskan untuk mengundang lebih banyak warga, termasuk Pak Lurah, untuk membahas program pendidikan yang sedang dijalankan. Tujuannya adalah untuk menunjukkan manfaat nyata dari pendidikan ini. Namun, dalam pertemuan itu, Pak Lurah kembali melontarkan kritik tajamnya.


“Saudara Adit, saya masih tidak melihat apa yang bisa dipelajari anak-anak ini yang benar-benar berguna di dunia nyata. Mereka akan tumbuh besar dan kembali ke ladang. Tidak ada gunanya menghabiskan waktu mereka untuk belajar teori-teori yang tidak akan mereka gunakan,” kata Pak Lurah dengan nada yang penuh keraguan.


Adit menyadari bahwa Pak Lurah adalah tokoh penting di desa ini dan bahwa jika ia tidak bisa meyakinkan Pak Lurah, maka perjuangannya akan lebih sulit. Ia pun menjawab dengan tenang, “Pak Lurah, saya paham apa yang Bapak khawatirkan. Tapi pendidikan ini bukan hanya untuk teori semata. Kami mengajarkan anak-anak untuk memanfaatkan teknologi dalam bertani, mengelola hasil pertanian dengan baik, dan membuat perencanaan yang matang. Ini bukan soal meninggalkan ladang, tetapi justru memperbaiki cara kita bertani agar lebih efisien dan menguntungkan.”


Adit melanjutkan, “Dengan pendidikan, anak-anak kita bisa menjadi petani yang lebih pintar dan tahu cara mengelola hasil pertanian dengan lebih baik. Mereka tidak hanya akan menjadi pekerja, tetapi juga bisa menjadi pemimpin dalam dunia pertanian yang modern.”


Lihat selengkapnya