Setelah perjuangan panjang yang penuh dengan tantangan dan keberhasilan kecil yang terus berkembang, Adit merasa bahwa desa Suka Jaya telah memasuki babak baru dalam kehidupannya. Para orang tua yang dulu skeptis mulai melihat hasil nyata dari pendidikan yang mereka berikan kepada anak-anak mereka. Anak-anak yang dulunya hanya berkutat dengan kehidupan sehari-hari yang monoton kini memiliki wawasan lebih luas, kemampuan yang lebih terasah, dan impian yang lebih tinggi. Mereka melihat dunia dengan cara yang berbeda, dan mereka tahu bahwa masa depan mereka tidak hanya akan bergantung pada lahan pertanian, tetapi pada pengetahuan dan keterampilan yang mereka pelajari.
Namun, Adit tahu bahwa masih banyak hal yang perlu dilakukan. Setiap kali ia melihat perkembangan yang terjadi, rasa tanggung jawab di hatinya semakin besar. Ia sadar bahwa setiap perubahan kecil yang terjadi di desa ini memiliki dampak yang besar bagi kehidupan para penduduk. Jika mereka bisa melanjutkan upaya ini dan memperkuat fondasi yang telah mereka bangun, masa depan desa ini bisa jauh lebih cerah.
Adit memutuskan untuk memperluas program pendidikan yang ada. Setelah melihat bagaimana teknologi dapat membantu anak-anak desa memahami dunia dengan lebih baik, ia bertekad untuk meningkatkan fasilitas belajar mereka. Salah satu langkah besar yang ia ambil adalah bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mendirikan sebuah pusat teknologi di desa. Pusat ini akan menjadi tempat bagi para anak muda desa untuk belajar tentang komputer, internet, dan teknologi yang dapat membantu mereka meningkatkan kualitas hidup dan usaha pertanian.
Namun, untuk mewujudkan impian ini, Adit harus menghadapi beberapa tantangan baru. Pertama-tama, ia harus meyakinkan pihak berwenang bahwa pendidikan teknologi di desa kecil seperti Suka Jaya sangatlah penting. Banyak yang berpendapat bahwa desa yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani tidak memerlukan akses ke teknologi tinggi. Namun, Adit tidak patah semangat. Ia percaya bahwa jika mereka bisa memanfaatkan teknologi dengan bijak, mereka bisa meningkatkan hasil pertanian, memperluas pasar, dan memperkenalkan inovasi yang dapat mempercepat kemajuan desa.
Dengan kerja keras dan diplomasi, Adit berhasil mendapatkan bantuan dari beberapa lembaga pemerintah dan perusahaan teknologi yang ingin berkontribusi pada pendidikan di desa tersebut. Mereka setuju untuk menyediakan komputer, perangkat lunak pertanian, serta pelatihan bagi para pengajar dan anak-anak desa. Adit juga memastikan bahwa semua warga desa dapat ikut berpartisipasi, tidak hanya anak-anak, tetapi juga para petani yang ingin belajar bagaimana memanfaatkan teknologi untuk usaha mereka.