Dalam keadaan terduduk di luar arena Gungun diperiksa oleh tim medis.
Sudah jelas bagi seorang dokter yang terbiasa berkecimpung pada cabor karate segera menyimpulkan bahwa tulang bahu kanan Gungun terkilir dan tidak layak untuk melanjutkan pertandingan. Tangan kanan Gungun tidak akan bisa digunakan untuk melakukan sebuah pukulan sekalipun karena ketika diminta untuk mengangkat sedikit saja ia tidak sanggup dan tidak dapat menyembunyikan wajahnya yang meringis menahan sakit yang bisa ia tanggung. Keringat di dahi membunga ... seperti embun menempel di kaca!
Air mata sudah mengembang pada kedua pelupuk mata Gungun yang menahan nyeri dan hidungnya meler kembali oleh darah!
Teman-teman sekelas Gungun semua berdiri dan terdiam sambil menangkup kedua tangan masing-mading di depan dada. Mereka turut cemas melihat kondisi temannya seperti itu.
Sementara di sudut lain dari bangku penonton, Mama menangis. Bila tidak dipegangi oleh Papa, Mama sudah dari tadi turun dan akan pergi menemui anaknya yang terluka di sana.
"De, udah pulang de ..." ratap Mama. Tapi tentu saja sia-sia, teriakan Mama tenggelam dalam hiruk pikuk berbagai suara di dalam stadion itu.
Mama membolak-balikan wajah antara tidak tega melihat anaknya seperti itu dan ngeri melihatnya hingga menyembunyikan wajah di bahu Papa. Dila juga ikut merasa miris hingga hanya sanggup memeluk Mama.
Tetapi Gungun sendiri tidak terbersit sedikitpun perasaan jerih kepada lawan! Ia hanya marah pada diri sendiri yang lengah. Malah Gungun menolak dan memohon pada dokter ia diijinkan terus bertanding.
"Tolong dok, saya belum kalah," pinta Gungun. "Saya masih mau bertanding!"
Dokter melihat sorot mata kesungguhan dari Gungun dan ia tahu Gungun masih bisa menggunakan tangan kiri dan kedua kakinya.
Dokter lalu memandang kepada Kang Budi yang diminta pendapatnya. Lalu Kestafel kontingen BKC bertanya kepada Gungun untuk meminta ketegasan.
"Gun, masih mau melanjutkan ...?" Tanya Kang Budi.
"Lanjut!" Sahut Gungun tegas. Pada saat itu Kang Darma datang dan meminta ijin kepada wasit untuk ikut memeriksa kondisi Gungun dan wasit mengijinkan melihat Kang Darma bagian dari official kubu BKC.
Kemudian Kang Budi berbicara kepada wasit.
"Saya kira ia masih sanggup ..." bujuk Kang Budi.
Dan wasit sendiri merasa menzolimi bila tidak memberi kesempatan. Padahal ia melihat pada sorot mata Gungun ada mental yang semakin membara.
Wasit memberikan pertimbangan kepada Kontestan yang terluka dalam pertandingan yang sedang berlangsung dan memerlukan perawatan medis akan diijinkan 3 menit untuk menerima penanganan medis. Jika perawatan tidak selesai dalam waktu yang diperbolehkan, wasit akan memutuskan apakah kontestan dinyatakan tidak layak untuk bertanding atau memberikan perpanjangan waktu penanganan medis.
"Ijinkan saya memberikan bantuan refleksi." Pinta Kang Darma. Dokter mengenal baik Kang Darma lalu mengangguk dan memberikan ijin.
Kemudian Kang Darma menyempatkan mengusap-usap dan menekan sambungan tulang bahu Gungun.
"Tanganmu tidak mungkin pulih secepat ini dan tidak mungkin dipergunakan untuk memukul. Bila tidak akan terkilir kembali lebih parah." Ujar Kang Darma. "Kamu harus memaksimalkan kakimu!"
Gungun mengangguk dan mengerti.
Setelah itu beberapa kali Kang Darma melakukan usapan dan pijatan pada sambungan di bahu dan hanya sebentar Gungun segera bisa mengangkat tangannya kembali tanpa meringis sedikitpun.
Akhirnya Gungun sudah bisa berdiri dan siap tampil kembali ke arena. Melihat hal itu penonton bersorak memberi semangat pada Gungun.
Lalu Kestafel bergegas kembali ke luar lapangan menuju barisan kubu BKC, sementara Kang Darma menyusul kemudian. Kang Budi menghampiri Lani yang menanti Ayahnya kembali.
"Gak usah cemas," hibur Papanya Lani melihat anak gadisnya larut dalam kesedihan. "Dia masih kuat ...."
Mendengar hal itu Lani hanya memandang ke arena sambil memegang lengan Papanya dengan erat.
Sementara itu kedua kontestan telah berhadapan kembali di atas garis aman masing-masing. Wasit menjatuhkan hukuman kepada Bastian dan mengurangi nilainya. Namun Bastian menerima dan telah bersiap kembali.
"Yame!" Teriak wasit memberi perintah kepada kedua jagoan kembali sabung kumite.
Bastian serta-merta menguji lawan dengan sergapan sebuah pukulan ke arah dada kanan, tetapi sontak ia tarik kembali serangannya manakala lutut kiri Gungun telah diangkat. Tentu saja Gungun akan melakukan Mae-geri atau tendangan lain untuk membangun pertahanan.
Ketika itu Bastian mencuri poin dengan cara melakukan serangan mendadak dalam sebuah sergapan, ternyata Gungun membalas dengan sebuah Mae-geri.
Hup! Sigap Bastian memblok dengan sebuah Gedan Juji Uke. [1] Setelah berhasil menghentikan gerak maju Bastian, bergegas Gungun melompat ke samping untuk menghindari kejaran lawan.
Sementara itu Bastian menjadi tahu bahwa Gungun masih memiliki perlawanan. Jadi ia harus mencari jalan lain untuk menghancurkan pertahanan Gungun yang sudah pincang. Di sisi yang sama Bastian tahu lengan kanan Gungun sudah tidak bisa digunakan dan ia hanya tinggal menanti waktu yang tepat untuk menghabisi Gungun!
Seperti pada saat itu Bastian telah melancarkan sebuah pukulan dengan tangan kanan lalu ditangkis, tentu saja, dengan tangan kiri oleh Gungun. Bastian terus mengincar anggota tubuh bagian kanan Gungun dengan serangan susulan lalu dikombinasikan dengan tendangan kanan pula dan Gungun tetap menangkis dengan tangan kiri sambil mundur. Jelas sekali bahwa Gungun bukan seorang kidal, meskipun tangan kirinya masih efektif untuk melakukan tangkisan-tangkisan tetapi bila digunakan untuk melakukan pukulan tidak cukup bertenaga.
Namun Bastian benar-benar tiada ampun dan terus mengumpulkan poin dengan cara melakukan cudan-zuki yang saat itu mengenai dada kanan Gungun!
Ah! Gungun meringis sambil menengadahkan muka menahan sakit. Meskipun sudah melemparkan diri secepat mungkin, tetap saja pukulan itu sempat mengena sasaran dan menyakitkan. Peluh di wajah telah menetes ....
Semua penonton melihat penderitaan Gungun. Bahkan ada yang berharap Gungun menyerah saja karena tidak tega melihatnya kesakitan seperti itu.
Sementara itu Bastian sendiri tidak mengejar Gungun karena wasit menahannya dan keduanya diminta oleh wasit untuk kembali ke garis aman masing-masing.
Lalu Wasit memberikan poin kepada Bastian. Sungguh Bastian tahu cara mematikan lawan!
Kemudian kedua kontestan dimulai kembali untuk bersabung. Wasit tidak menghentikan pertandingan karena melihat Gungun bertahan dan gigih melakukan perlawanan.