Hari ini Gungun datang ke sekolah lebih awal ketika kelas pagi belum bubar karena Ia akan menemui Lani.
Kelas 1 letaknya di lantai 2 pada bagian atas ruang guru dan baru ada di barisan gedung ini yang memiliki 2 lantai. Titian menuju lantai 2 ada di sebelah pintu aula dan satu lagi di sebelah selatan pada seberang aula. Tetapi Gungun belum memutuskan untuk naik karena kelas pagi belum bubaran.
Lagi pula bila ia masuk ke gedung sekolah lebih awal bakal menjadi pertanyaan guru-guru. Jadi ia menunggu sebentar di luar sambil melihat-lihat kaset di toko yang letaknya di sebelah pintu masuk sekolah. Tetapi ia tidak berniat membeli kaset sebab bila ia belipun pilih-pilih dan disesuaikan dengan isi dompetnya. Seorang wanita pemilik toko datang menyongsong ketika ia masuk dan melihat-lihat deretan pajangan kaset pada meja etalase.
"Nih ada kaset baru," tunjuk wanita itu sambil mengambil sebuah kaset, "... album baru Madonna."
"Nanti aja nCi, uangnya belum cukup, sementara denger aja dulu di radio." Sahut Gungun sambil tersenyum kecut.
Sementara itu ia tertarik pada hal lain. "Lihat dong foto-foto itu, barangkali saya ada yang belum punya..."
Lalu perempuan itu mengambil sebuah kotak berisi foto-foto yang diminta Gungun.
Gungun menerima setumpuk foto-foto seukuran kartu pos, lalu memilih-milih. Wanita itu menunggu dengan sabar pada pelanggannya ini.
Setelah mendapatkan The Police, Culture Club, Scorpions dan Cyndi Lauper, ia pisahkan lalu membayar untuk 4 buah foto itu. Nanti di rumah foto-foto itu akan ia masukan ke dalam album koleksinya.
Kebetulan pada saat ia telah selesai urusan di toko kaset, sayup-sayup terdengar bel berbunyi. Buru-buru ia pergi lalu barulah masuk ke sekolah. Tiba di dalam ia sedikit menahan diri untuk membiarkan murid-murid lebih duluan menuruni titian sekalian mengamati satu persatu bila ada Lani di antara mereka. Tetapi hingga murid semakin sedikit Gungun belum juga melihat gadis cantik yang ia cari. Akhirnya ia naik ke lantai 2. Beruntung, di depan kelas Lani barulah ia bertemu dengannya yang sedang berjalan bersama temannya.
Dalam balutan kemeja putih tangan pendek dan tanpa riasan wajah yang berlebihan, Lani bersahaja namun tetap cantik, terutama di atas poninya ada pita berwarna merah sangat mencolok dibandingkan dengan dasi khas yang melingkari lehernya ditutup kerah baju dan membentuk huruf V terbalik. Dasi itu warnanya abu-abu seperti warna rok yang dipakai semua murid.
Murid laki-laki memakai dasi yang sama pula seperti yang hari ini Gungun kenakan.
Tatkala gadis yang bersama Lani melihat Gungun, ia bicara ke Lani lalu pergi duluan. Sementara itu Lani sendiri menunda langkahnya. Gungun tersenyum kecil ketika teman Lani lewat di sampingnya.
"Gun .... " sapa gadis itu.
"Nis ...." Gungun membalas sapaan tetangga yang beda RT itu. Gadis itu adalah Anisa dan kakaknya Anisa adalah Aisyah yang merupakan temannya Dila.
Gungun melihat Lani sedang menatap ke arah jalan raya ketika Gungun telah berada di sampingnya.
"Ada apa?" Tanya Gungun. Tidak biasanya ia melihat Lani bersikap seperti itu.
"Nggak ..." sahut Lani sambil mengepit tas ranselnya sendiri pada lengan kiri.
Pada saat itu beberapa murid tersisa ke luar dari kelas dan menyusul yang lain. Gungun melangkah ke pojokan di depan sebuah kelas yang telah kosong. Kemudian Lani mengikuti langkah kaki Gungun.
Mereka berhenti pada teras yang menghadap ke jalan raya. Di bawah mereka murid-murid yang pulang melangkah dengan riang gembira menuju pintu gerbang ke luar. Pada saat itu Lani angkat bicara.
"Kayaknya kita jangan ketemuan dulu deh ..." ucap Lani lirih.
Deg, jantung Gungun seolah-olah disentak mendengar hal itu.
Pada saat yang sama terdengar alunan intro lagu Boulevard dari suara emas Dan Byrd,
I don't know why
You said goodbye
Just let me know you didn't go Forever my love
......
Lagu itu datang dari arah samping mereka. Di sisi teras sebelah sana adalah batas bangunan sekolah. Dari sisi luar teras tampak genting-genting rumah penduduk. Tentu suara itu berasal dari salah satu rumah yang ada di sana.
.....
Please tell me why
You make me cry
I beg you please I'm on my knees
If that's what you want me to
...
"Apakah Papamu yang melarang kita bertemu, atau ..."
"Bukan. Orangtuaku tidak melarang atau mengatakan apapun, tapi ..."
"Tapi apa?" Sela Gungun yang sekarang nadanya tinggi.
"Kamu jangan marah ..." pinta Lani.
Gungun sadar lalu kembali menurunkan tekanan suaranya. Pada saat itu lagu mendayu-dayu itu terus mengalun ...
...
Never knew that it would go so far
When you left me on that boulevard
Come again you would release my pain
And we could be lovers again
....