Siang ini sebelum ia ke kelas, Gungun menyempatkan pergi ke ruang TU.
Beberapa hari ini menjelang Turnamen, ia telah menerima surat dari Pengurus BKC yang merekomendasikan dirinya ke sekolah untuk mendapatkan ijin tidak masuk bila ada jadwal tanding. Dulu hal seperti ini diurus oleh Kang Ripay, tapi sekarang diantar oleh masing-masing kontestan.
Di dalam Gungun bertemu dengan Pak Ahmad. Ia adalah kepala staf TU. Dalam ruangan itu setiap meja telah terisi oleh staf TU yang sedang bekerja di belakang meja masing-masing. Pada saat itu Pak Ahmad sedang berjalan pada arah pintu ke luar, sehingga langsung bertanya ketika melihat Gungun datang.
"Ada perlu apa, Gun?" Tanya Pak Ahmad. Pak Ahmad tidak hapal seluruh nama murid, tetapi ia bisa tahu dari bet nama yang tersemat pada dada kiri setiap murid. Lalu Gungun menjelaskan maksud kedatangannya. Kemudia ia serahkan surat pengantar yang ada lampiran jadwal turnamen karate yang ia ikuti mulai babak penyisihan hingga final yang akan berlangsung selama 6 hari dan ada beberapa pertandingan yang dimainkan pada saat jam-jam pelajaran. Setelah Pak Ahmad menerima amplop yang berisi beberapa kertas yang telah dilipat dari tangan Gungun kemudian membacanya. Sebentar saja ia selesai membacanya dan tidak butuh waktu lama telah melipat kembali surat itu.
"Bapak terima ya," ujar Pak Ahmad. "Surat ini harus diregistrasi dulu, baru setelah itu ditaruh di meja Ibu Kepsek. Soalnya Ibu Nani hari ini tidak datang dan sedang hadir pada undangan dari Kanwil."
Gungun termangu mendengar penjelasan itu. Nampaknya Pak Ahmad maklum bahwa Gungun belum paham prosedur administrasi, lalu ia memberikan penjelasan lagi.
"Gungun tidak usah kuatir, bila waktu jam pelajaran ada jadwal tanding, pergi saja. Soal absensi serta merta mengacu pada surat ini. Surat ini juga sudah menjadi pengumuman buat absensi."
"Oh iya," sahut Gungun yang sekarang menjadi lega dan tidak kuatir bila harus meninggalkan jam pelajaran, "saya permisi, Pak."
Pak Ahmad mengangguk lalu Gungun ke luar dari ruang TU. Setelah itu Gungun langsung pergi ke kelas.
Hari ini cuaca terasa lebih panas daripada biasanya dan beberapa kali pusaran angin kecil terbentuk yang menghempaskan debu-debu di lapangan.
Tepat pada waktu itu bel masuk telah dibunyikan. Hari ini jam pertama adalah pelajaran bahasa indonesia dan Bu Endang telah sigap masuk kelas beberapa detik setelah suara bel berhenti diperdengarkan. Sebelum Ibu Guru duduk di belakang meja, ia menyebut nama Susi dan Gungun.
"Gungun dan Susi, Ibu minta kalian mengambil buku-buku pelajaran dari perpustakaan, ya." Pinta Ibu Endang.
Bergegas Susi dan Gungun pergi ke luar. Gungun tidak kuatir akan ketinggalan uraian dari Ibu Endang karena diminta mengambil buku-buku ajar meskipun ia paling menyukai mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sebelum Ibu Endang mengawali bahasannya, ia selalu membagikam esai-esai yang diserahkan setiap murid pada pertemuan sebelumnya dan sekalian memberikan review beberapa esai yang ia anggap perlu dikomentari.
Sementara itu Gungun dan Susi telah menyebrang lapang beton yang dipakai untuk olah raga basket. Pada setiap sisi garis-garis lapangan basket masih menyisakan tempat yang luas. Lapang yang membujur dari utara ke selatan ini juga dipakai untuk upacara setiap hari senin dan untuk pelajaran olah raga lainnya atau juga untuk panggung Pensi setahun sekali.
Sementara ruang guru sendiri letaknya di sebelah barat dan begitu tiba di ruang Guru mereka meminta ijin kepada guru-guru yang ada di ruangan untuk langsung ke ruang perpustakaan yang berada di ruang dalam pada ruangan guru-guru.
Kemudian mereka berdua pergi ke deretan rak-rak tempat menaruh buku-buku pelajaran. Semua buku-buku mata pelajaran sekolah di sini tidak ada yang perlu dibeli karena telah disediakan oleh sekolah.
Setelah berbagi jumlah buku, Gungun dan Susi pergi kembali ke kelas sambil membawa setumpuk buku-buku ajar yang diterbitkan oleh Depdikbud. Kemudian di dalam kelas buku-buku itu dibagikan kepada setiap orang satu buku termasuk untuk ia sendiri. Sisa buku yang ada disimpan di atas meja guru. Setelah selesai membagikan, barulah Bu Endang memulai pelajarannya.
Jam pelajaran hari ini Ibu Endang menyebutkan judul 'Struktur Kata', sekalian ia guratkan pada papan tulis dengan sebatang kapur. Lalu poin-poin bahasannya diuraikan terdiri atas 1. Fonologi, 2. Morfologi, 3. Sintaksis, 4. Semantik, 5. Etimologi dan 6. Sastra.
"Buka bab 6 halaman 123." Pinta Ibu Endang. Lalu setiap murid membuka halaman bahasan pada buku ajar yang yang telah diterima oleh masing-masing. Kemudian ia mengawali dengan sebuah pengantar pentingnya bagaimana memahami struktur kata yang diuraikan dalam 6 poin tadi.
Mungkin bagi sebagian murid yang kurang menyukai pelajaran ini akan menganggap penjelasannya kemana-mana dan membosankan, akan tetapi di mata Gungun, Guru Senior itu memiliki wawasan yang luas dan bisa dibagi kepadanya dengan gembira.