Siang hari panas yang membosankan. Aku duduk sembari memangku dagu di pojokan pos ronda. Tak ada apapun yang bisa menarik perhatianku saat ini. Aku menoleh, di sebelah pos ronda ini ada lapangan kecil yang saat ini digunakan anak-anak kampung untuk bermain. Ah... malas, tidak seru.
Kini aku tiduran sambil memandang langit-langit pos ronda. Sepuluh menit kemudian, kudengar adzan dzuhur berkumandang di masjid dekat pos ronda. Aku menoleh, setelah beberapa menit orang-orang mulai berdatangan untuk menunaikan ibadah sholat, tidak ketinggalan anak-anak kampung yang dekil itu. Aku berpikir sejenak, tiba-tiba di kepalaku tertanam ide. Aku ikut memasuki masjid dan mencari-cari shaf yang masih kosong.
Tidak ada yang memperhatikanku, mereka semua cuek.
Beberapa melaksanakan sholat sunah dan yang lain berdoa memohon keberkahan atau yang paling tepat keserakahan dunia. Hi hi... dasar bodoh, bukannya minta ampun malah berdoa minta uang yang banyak.
Aku duduk disebelah bapak gendut dan beberapa bocah. Kuperhatikan bapak gendut itu sedang berdzikir, sementara bocah-bocah itu berbisik-bisik sambil sesekali tertawa. Membuat bapak gendut itu tidak nyaman. Terdengar iqamah dikumandangkan, semua berdiri. Kini aku berpindah posisi diantara bocah-bocah cilik itu.
Ditengah-tengah rakaat, aku mulai beraksi. Aku mulai menelusup perlahan ke pori-pori para bocah itu dan meluncur ke saraf otak mereka, membisikan sesuatu dan membuat mereka terkikik geli dan terkadang saling mendorong di tengah sholat.
Bapak gendut disebelah mereka mulai tidak khusuk dan angannya mulai berkeluyuran. Sehingga, ibadah sholat siang itu tidak berhasil mereka laksanakan. Aku keluar dari masjid sambil cekikikan sendiri.
Berhasil!
***
Aku merasa sangat bosan di malam minggu ini. Dingin, tapi aku tak merasakannya. Menengok ke kana dan kiri, kulihat sebuah cahaya di dekat sawah. Ternyata warung, tidak buruk. Aku ikut bergabung dengan para pembeli. Mereka memesan macam-macam makanan, dan tampak ada yang akan berbuat curang rupanya.