Jaka Balagong

Hargo Trapsilo
Chapter #2

Keris Balung Naga Geni

    Seorang pemuda turun dari kuda setelah berhasil berguru kepada Petapa sakti selama lima tahun meninggalkan kerajaan Manghala dia adalah Pangeran Bungsu Kerajaan Manghala, siang itu begitu terik disaksikan para pejabat istana, prajurit, dan para rakyat Kerajaan Manghala.

"Kerajaan Manghala sekarang sangat indah dan ramai para rakyatnya sudah sebanyak ini Ayah dan Pamanku bersama para sesepuh Kerajaan membuat Kerajaan yang dulunya Kadipaten kecil kini sudah berubah menjadi Kerajaan yang dikenal sebagai Kerajaan Manghala," pikir Jaya Wirata.

"Selamat datang kembali keponakanku di Kerajaan Manghala," ucap seorang Patih Kerajaan Manghala yang tidak lain merupakan pamannya bernama Singa Wara sosok lelaki tua berbadan kekar dan kuat serta brewokan dengan senyum yang penuh makna menyambut keponakannya.

Pemuda itu bernama Jaya Wirata dia adalah Putra bungsu dari ketiga bersaudara Raja Kerajaan Manghala, dia mendengar tewasnya kedua saudaranya akibat perang saudara di sebuah hutan angker setelah seorang prajurit menyampaikan berita dari Kerajaan Manghala ke tempat dia berguru ilmu kanuragan di lereng gunung Geni.

"Paman apa kabar?" tanya pemuda yang bernama Jaya Wirata dengan wajah tersenyum sambil memperlihatkan salah satu matanya yang tertutup rambut.

"Kabarku baik keponakanku," sahut pamannya dengan senyum liciknya sang paman menyambut keponakannya dengan merangkul dan memeluknya.

"Benarkah mengenai wasiat yang diberikan Ayahanda Raja sebelum beliau bertapa bahwa aku yang menggantikan posisi ayahku bila terjadi sesuatu dengan kedua saudaraku paman?" tanya Jaya Wirata.

"Itu benar keponakanku pangeran Jaya Wirata sekarang lah yang berhak menjadi Raja di Kerajaan Manghala kedua saudaramu telah mati karena berebut tahta, Sekarang hanya kau lah satu-satunya keponakanku yang menjadi Prabu Kerajaan Manghala," Jelas sang paman patih Singa Wara.

"Iya Paman terima kasih atas dukunganmu, walaupun sebenarnya yang berhak menjadi Raja adalah saudara tertuaku akibat kejadian tewasnya mereka berdua mau tidak mau aku bersedia paman menjadi Sang Prabu di Kerajaan Manghala, Aku mengandalkanmu agar paman membantuku menjalankan Kerajaan Manghala ini dengan adil dan bijak," Pinta Jaya Wirata kepada Pamannya Singa Wara.

"Tentu saja keponakanku tersayang, dengan senang hati pamanmu ini akan mendukungmu," ucap Singa Wara kepada Jaya Wirata.

Sambil memandang keponakannya Patih Singa Wara mengangguk mengerti dan pamannya berkata "Itu sudah menjadi kewajibanku sebagai Patih Kerajaan Manghala keponakanku, "ucapnya.

Jaya Wirata mendekati Pamannya Singa Wara, karena dia penasaran dengan perubahan Kerajaan Manghala sekarang.

"Kerajaan Manghala Sekarang semakin ramai paman?" tanya Jaya Wirata.

 "Benar Keponakanku semakin ramai rakyat kita hidup makmur dan juga bermunculan orang-orang yang hebat yang mengabdi menjadi prajurit dan ikut membantu melindungi Kerajaan Manghala, Sehingga kerajaan kita menjadi sangat ramai, aman dan tentram, Oh ya kudengar kau berhasil berguru kepada orang yang sakti dan telah berhasil menguasai ilmu kanuragan dan kedikjayaannya keponakanku benarkah itu?" ucap Paman Singa Wara.

"Iya itu benar paman aku kembali setelah berguru kepada Mpu Geni Darma selama lima tahun karena aku lebih pintar dari murid lainnya aku sudah berhasil menguasai sepenuhnya kehebatan dari guruku itu," jawab Jaya Wirata.

"Kau yang sekarang pasti sangat hebat keponakanku, Lasaka anakku begitu merindukan sepupunya, kalian besar bersama saat kecil dan kini telah dewasa," ucap Pamannya.

"Kemana Lasaka Paman? Sudah lima tahun aku tidak melihatnya?" tanya Jaya Wirata.

"Dia ikut pergi juga dari kerajaan setelah melihatmu pergi mencari guru diluar sana sekendak hatinya dan pulang tanpa memberitahuku kudengar dia memiliki anak diluar sana berarti aku sudah menjadi kakek," jawab pamannya terlihat kesal.

"Hah! Benarkah Paman," kata Jaya Wirata terkejut.

Pamannya masih terdiam sambil melamun memikirkan anaknya Lasaka yang sudah lama tidak kembali ke Kerajaan Manghala.

"Benarkah Paman? Aku punya keponakan sekarang?" tanya Jaya Wirata Penasaran dengan keberadaan Lasaka sepupunya.

"Benar keponakanku aku sendiri belum pernah bertemu dengan cucuku itu dan keberadaanya pun aku tidak tau," Jawab Pamannya.

"Aku semakin penasaran kalau bertemu Lasaka, Aku harap secepatnya dapat bertemu dia," ucap Jaya Wirata.

"Mari keponakanku kita masuk para Sesepuh Kerajaan dan Rakryan Menteri serta senopati Kerajaan Manghala sudah menunggumu sedari tadi mereka pasti senang melihatmu setelah sekian lama tidak pulang," ucap Pamannya.

Tiba-tiba muncul seorang bertopeng aneh yang muncul dihadapan Pangeran Jaya Wirata dan menyerang Pangeran Jaya Wirata, dengan naluri ilmu silatnya Jaya Wirata lalu meladeninya dan bertarung namun paman patih Singa Wara hanya terdiam menyaksikan keduanya bertarung tampak disana beberapa prajurit juga hanya terdiam seolah mengetahui siapa pria bertopeng itu karena itu adalah topeng khas Kerajaan Manghala yang biasanya digunakan oleh telik sandi Kerajaan Manghala.

Keduanya saling beradu ilmu kesaktian Pangeran Jaya Wirata menyerang dengan ilmu silat yang dimilikinya.

Lihat selengkapnya