Ketika Jaya Wirata terjatuh dan tidak sadarkan diri karena kejadian sebelumnya rohnya terpisah dari tubuhnya sebelum sosok misterius berpakaian putih membawanya dia mengusap kalung mustika panglimunan dan membawa tubuh Jaya Wirata bersamanya lalu menghilang.
Sementara itu di dunia alam gaib hutan angker ada sebuah kerajaan kematian yang dipimpin oleh Raja Kematian Hutang Angker ...
Manusia berkepala Gagak membuat Roh Jaya Wirata terkejut karena kedatangannya, dengan keahliannya menangkap roh dalam seketika Roh Jaya Wirata ditangkap dan tidak bisa bergerak dengan cepat Roh Jaya Wirata dibawa oleh sosok manusia aneh bertubuh manusia berkepala burung gagak.
"Lepaskan Aku kau siapa?" tanya Jaya Wirata.
"Kau telah Mati apa kau tidak sadar? Aku melihat roh gentayangan sepertimu melayang layang di hutan angker kini saatnya kau menuju Alam Kematian hutan angker kau beruntung aku hanya sendirian biasanya aku membawa teman-temanku sesama prajurit kematian hutan angker yang lain, Tugas kami adalah menangkap roh-roh gentayangan di hutan ini," jelas manusia gagak.
"Manusia aneh lepaskan aku takut dengan rupamu yang mirip burung gagak," kata Jaya Wirata.
"Ketahuilah wahai roh manusia aku akan membawamu ke Raja kematian Hutan Angker," ucap manusia gagak.
"Raja Kematian Hutan Angker siapa dia?" pikir Jaya Wirata yang terlihat panik.
"Apakah benar aku sudah mati, Atau ini hanya mimpi tidak, Ini tidak mungkin terjadi aku masih belum menikah dan menjadi Raja, Tuan Prajurit Kematian aku adalah Calon Raja Kerajaan Manghala mohon kembalikan aku ke alam manusia," rengek Jaya Wirata sambil memeluk manusia gagak.
"Jelas-jelas kau saat ini hanya roh gentayangan, kau sudah bukan lagi manusia hidup," jelas manusia gagak itu.
Jaya Wirata masih tidak mengerti dengan apa yang dia alami, terakhir hal yang dia ingat setelah menghajar Cakra Sena dia kehabisan tenaga lalu Cakra Sena menusuk dirinya setelah itu dia tak sadarkan diri.
"Ayo ikut, jangan sampai aku menggunakan kekerasan!" seru manusia gagak dengan tatapan seramnya menarik tangan roh Jaya Wirata.
Manusia gagak menarik tangan roh Jaya Wirata, dalam sekejap roh Jaya Wirata telah sampai di sebuah dataran pasir dengan awan putih yang mengelilinginya mereka terbang menuju ke istana diatas awan putih itu.
Sesampainya di dekat Istana Raja Kematian Roh Jaya Wirata tampak mengenal kedua sosok yang mendekatinya wajah mereka berdua tidaklah asing.
"Itu tidak salah lagi kedua saudaraku!" teriak Jaya Wirata.
Jaya Wirata dan Manusia Gagak terkejut melihatnya, Kedua orang yang menghampiri mereka tak lain adalah saudaranya Jaya Wirata yang dirantai kaki dan tangannya menggunakan rantai bola batu berwarna hitam yang tampaknya sangat berat.
"Saudaraku Jaya Sutaraja dan Jaya Soma kalian disini?" tanya Jaya Wirata.
"Kau juga disini Jaya Wirata, Itu berarti Keturunan Ayahanda yang terakhir juga sudah mati," ucap mereka bersamaan.
"Rantai dan Bola apa yang mengikat kalian berdua akan kubantu melepaskannya," Jaya Wirata mencoba merusak rantai dan bola hitam berat ang membelenggu kedua kakaknya.
"Percuma Jaya Wirata kau tidak akan bisa melepaskan ikatan kami,” ucap Jaya Soma.
"Kami berdua dihukum karena keserakahan kami berebut kerajaan ayahanda kita,” ucap Jaya Sutaraja.
"Dan Semua ini salah nya Sambil menunjuk Kakaknya yang pertama,” ucap Jaya Soma lagi.
"Enak Saja Ini juga salahmu tau!" Pekik Kakak Pertama Jaya Sutaraja kepada saudara keduanya Jaya Soma sambil saling mencekik keduanya.
"Hentikan kalian berdua masih saja saling menyakiti!" Tiba-tiba prajurit berkepala Gagak itu menendang mereka berdua hingga jatuh.
DHUAAAKKKKKK