Seorang Pendekar tua yang sedang dikejar oleh Jaya Wirata dengan menggunakan tubuh Jaka Balagong yang sudah mati, berhenti di sebuah perbatasan hutan menuju desa disana dia beristirahat di sebuah warung kayu sederhana dan meminta makan dan minuman kepada pelayan warung yang kaget dengan pakaian yang sudah lusuh dan bau badannya yang sangat menusuk hidung membuat pelanggan warungnya pada keluar karena tidak tahan dengan baunya bahkan pemilik warung mencoba mengusirnya.
"Maaf tuan, pelanggan saya pada kabur semua ketika tuan berada di warung kami tubuh tuan bau sekali dan pakaian anda tidak layak compang -camping seperti pengemis, Saya mohon agar tuan pergi dari sini," ucapnya.
"Beraninya kau menyuruhku pergi kau sudah bosan hidup rupanya," ucap pendekar tua itu sambil mengarahkan telapak tangannya.
BHUAK ...
Pendekar tua itu menggunakan tapak beracun dengan sekali serang pemilik warung mati seketika dan pelayan warung menjerit ketakutan dan lari bersama orang-orang yang ketakutan, Pendekar Tua itu lalu makan dan minum gratis sesukanya hingga tenaganya mulai pulih kembali, sambil mengumpat jasad pemilik warung yang sudah membiru mati ditempat itu.
"Dasar bodoh itu karena kau tidak mengijinkanku makan dan minum diwarungmu, kalau tidak kau tidak akan mati seperti itu," ucapnya sambil meminum tuak yang ada diwarung itu.
"Tolong ... Tolong," suara orang berlarian ketakutan di warung.
"Makanan disini tidak enak akan aku cari warung makan yang lain di desa ini," ucap Pendekar tua itu.
Sementara itu roh Jaya Wirata yang berada di tubuh Jaka Balagong mulai melihat pemukiman rumah warga desa dari kejauhan itu berarti dia berhasil keluar hutan setelah berhari-hari bertahan di hutan dan kelaparan dengan sisa racun yang ada ditubuhnya Jaya Wirata yang berada di tubuh Jaka Balagong itu mencoba mempercepat jalannya.
"Akhirnya itu rumah penduduk desa sudah terlihat aku sangat haus sekali tubuh ini sangatlah berat aku belum terbiasa ditambah tenagaku tidak ada sama sekali karena kelaparan, Apakah benar anak ini seorang prajurit kenapa tidak ada tenaga dalamnya sama sekali sudah beberapa hari aku berlatih di tubuh ini rasanya sia-sia saja malah tubuhku lemas apakah di tubuh anak ini masih terdapat racun yang ganas yang tersisa," Pikir Jaya Wirata yang sekarang menjadi Jaka Balagong.
Sementara orang-orang yang melihat Jaka Balagong terasa tidak asing dengannya, Beberapa Ibu-ibu yang lewat menyapanya.
"Tuan Prajurit Jaka sudah kembali mari mampir," sapa seorang Nenek tua yang sedang merapikan kayu bakar miliknya.
"Nenek mengenal aku?" tanya Jaka Balagong.
"Ya ingat to nak, walaupun nenek sudah tua dan pikun nenek tidak bisa melupakan perut besarmu yang hampir segede gong ini," ucap Nenek meledek Jaka.
"Siapa nama Nenek aku benar-benar sudah lupa?" tanya Jaka Balagong.
"Nenek Iluh masa kau lupa sama nenek jaka," sahut nenek sambil membawa makanan.