Jaka Balagong

Hargo Trapsilo
Chapter #10

Bukit Tengkorak Tunggal

Ki Rhatek, Ki Wage, Saruka dan Jipan tersadar dari pingsannya selama hampir sepuluh hari sepuluh malam lamanya karena pertarungan di hutan angker yang membuat mereka pingsan selama itu akibat berbenturan ajian dan adu kesaktian dengan Jaya Wirata sebelumnya, Saat ini Warok Naya membawa mereka ke sebuah bukit dimana diatasnya terdapat sebuah tengkorak besar dari binatang jaman dulu nama bukit itu adalah bukit tengkorak tunggal, disana keempat penjahat diobati secara gaib oleh alas dingin hijau tempat pertapaan bukit tengkorak tunggal.

"Dimana kami?" tanya Ki Rhatek tersadar dari pingsan panjangnya setelah membuka matanya.

Yang lainnya pun ikut tersadar dari pingsannya karena mereka merasa sudah terlalu lama tertidur dan mendengar suara Ki Rhatek.

"Kalian berempat sudah sadar wahai saudara penjahatku," ucap Warok Naya sambil memandang mereka berempat.

"Kami dimana Kang?" tanya Jipan tersadar namun terlihat lemah.

"Kalian berada di bukit tengkorak tunggal tempat dimana aku dibesarkan dan dilatih oleh guruku dahulu pulihkan kondisi kalian dulu supaya kalian dapat bergerak," ucap Warok Naya.

"Kau bilang bukit tengkorak tunggal?" tanya Ki Wage.

"Benar saudaraku apakah kau mengetahuinya?" tanya balik Warok Naya.

"Tentu saja aku mengenal siapa pemilik bukit tengkorak tunggal ini sebelumnya dia adalah Pendekar yang suka memakan daging manusia yang sangat sakti dengan ilmu gaibnya, dan asal muasal dari bukit ini karena dulu dia berhasil memenggal kepala raksasa dan menamai bukit ini bukit tengkorak tunggal aku tidak percaya kau adalah muridnya karena setauku dia tidak pernah mau menerima murid," jelas Ki Wage yang memiliki pengetahuan pendekar beraliran sesat.

"Kejadian itu sudah lebih dari tiga puluh tahun yang lalu Ki Wage disaat ajalnya mendekat dia yang menjadi guruku serta menolong aku karena kami sama-sama berasal dari tempat yang sama dia menjadikanku muridnya sekarang aku juga sudah menguasai hampir seluruh ilmu gaib miliknya," jelas Warok Naya.

"Jadi karena itu kau menjadi penjahat nomor satu dan menjadi buronan di setiap kerajaan kecil Warok Naya karena kekuatan gaibmu itu?" tanya Ki Rhatek.

"Kau benar Ki Rhatek kesaktianku bukanlah hanya di celurit saktiku ini saja aku juga menyimpan ajian-ajian yang sakti yang tidak kutunjukan kepada kalian semua," jelas Warok Naya.

"Karena itulah kau menjadi pemimpin kami atas perintah Patih Singa Wara," ucap Ki Wage.

"Kalian benar, asal kau tau Singa Wara juga sakti dia belum saja mengeluarkan kesaktiannya dihadapan kalian namun aku sudah merasakan kesaktiannya itu beberapa puluh tahun yang lalu," jelas Warok Naya.

"Jadi kesaktian Patih dari Kerajaan Manghala itu bukan isapan jempol semata ternyata dia memang orang sakti," ucap Saruka.

"Dia sakti bahkan Celurit milikku tidak mampu melukainya, kalian tau celurit hijau gaib milikku ini memiliki pasangannya nah satunya sekarang berada di tangan Singa Wara dia merampasnya dariku ketika aku kalah darinya," ucap Warok Naya.

"Ternyata sesakti itu rupanya Patih Singa Wara aku pun baru mengetahuinya," kata Jipan.

"Bagaimana mungkin kami selama sepuluh hari tidak sadarkan diri?" tanya Ki Rhatek.

"Kalian terluka dalam cukup parah akibat kesaktian dari Jaya Wirata bersama kekuatan Keris saktinya dan Ajian Geni miliknya membuat tubuh kalian panas selama sepuluh hari sepuluh malam tak sadarkan diri untungnya goa ini cukup dingin mendinginkan suhu tubuh kalian dan memulihkan kondisi kalian," jelas Warok Naya.

"Pemuda itu memang sangat hebat diusianya dia sudah mampu mengimbangi kesaktian kita dengan mudahnya bagaikan orang yang sudah berlatih selama puluhan tahun," puji Ki Wage.

Mereka berlima pun mengakui kesaktian Jaya Wirata karena mampu memukul mundur mereka berlima.

Lihat selengkapnya