Jakarta enggak Ramah, Tapi Aku Nekat Datang

muhammad rio al fauzan
Chapter #5

Korek Itu Enggak Pernah Padam

Suara jalan malam cuma sisa geraman knalpot dan tiupan angin yang enggak niat singgah.

Tado duduk sendiri di halte kecil dekat perempatan—bukan nunggu angkot, bukan nunggu orang.

Dia nunggu rasa yang belum datang-datang juga.


Di tangannya, korek logam yang sudah mulai pudar warnanya, tapi masih terasa berat.

Korek itu punya Abrar.

Dan malam itu, Tado nyalain api itu untuk keempat kalinya.


“Aku gak ngerokok…” gumamnya.

”…tapi korek ini rasanya lebih jujur dari semua manusia yang pernah duduk di sebelahku.”


Lampu halte kelap-kelip, kayak semesta juga lagi capek.

Angin berembus pelan—cukup buat menggoyang dedaunan, enggak cukup buat ngusir sunyi.




“Kau nunggu siapa?”

Suara itu datang dari samping.

Tado gak kaget. Suara itu udah beberapa malam ini muncul di saat yang sama.

Lihat selengkapnya